Bingkai Nasional - Benarkah semakin sulit menemukan peluang ekonomi di Indonesia? Jawabannya tergantung pada perspektif dari mana kita melihatnya.

Jika kita mempertimbangkan perspektif statistik pertumbuhan ekonomi, maka tidak benar bahwa menemukan peluang ekonomi menjadi semakin sulit.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan hal tersebut. Ekonomi tumbuh sebesar 5,03% pada kuartal pertama 2023, dan sejak kuartal keempat 2021, ekonomi terus tumbuh pada tingkat tahunan sekitar 5%.

Namun, jika kita melihat tren tingkat kemiskinan, kesimpulannya mungkin berbeda.

Data BPS terbaru menunjukkan angka kemiskinan pada September 2022 mencapai 26,36 juta orang atau 9,57%.

Ini merupakan peningkatan 200.000 orang dibandingkan dengan tingkat kemiskinan pada Maret 2022.

Peningkatan ini merata di daerah pedesaan dan perkotaan.

Jumlah ini mirip dengan tahun 2007, berbeda hanya 220.000 orang.

Jumlah ini mungkin tidak signifikan karena pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang besar untuk memberikan bantuan kepada orang miskin.

Anggaran perlindungan sosial dari tahun 2013 hingga 2022 meningkat signifikan, terutama pada tahun 2020, ketika naik sebesar 61% karena pandemi COVID-19.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Kini Membaik, Pengangguran Turun jadi 7,99 Juta

Fakta bahwa tingkat kemiskinan dapat meningkat lagi tahun ini adalah penyebab kekhawatiran, terutama mengingat kenaikan harga baru-baru ini untuk barang-barang penting seperti bahan bakar dan beras.

Daya beli masyarakat kemungkinan besar akan terpengaruh, sehingga sulit mencari peluang ekonomi.

Inflasi dan kenaikan harga barang dan jasa merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi daya beli masyarakat.

Ketika harga naik, daya beli masyarakat cenderung menurun, dan ketika harga turun, daya beli cenderung meningkat.