Bingkai Nasional - Kabar ini kembali membuat dunia pendidikan ramai dengan semua membahas mengenai masalah tidak diwajibkannya sebuah skripsi atau tugas akhir untuk lulus dari jenjang Strata satu.
Hal ini sontak mengagetkan para mahasiswa yang masih menjalankan studi mereka di tahun 2023 dan yang akan mendatang seterusnya.
Menurut para mahasiswa, senang atau tidak kah mereka dengan tidak adanya skripsi yang jadi pegangan kelulusan mereka di tahap S1 ini?
Baca Juga: Kurang Motivasi Untuk Menyelesaikan Skripsi? Baca Ini Agar Kamu Semangat Lagi!
Pastinya banyak variasi yang akan menjawab, baik pro maupun kontra tentang permasalahan mengenai dihapuskannya skripsi sebagai acuan untuk lulus tugas akhir S1.
Pada saat ini memang banyak sekali mungkin para mahasiswa yang senang dengan adanya informasi bahwa skripsi dihapuskan.
Tetapi, perlu diketahui, bahwa skripsi juga sangatlah menyenangkan, sangat membuat diri kita berkembang, walaupun tidak menutup kemungkinan berupa tugas akhir lainnya menjadi acuan kelulusan pada tahap ini.
Karena, kita saat di pengerjaan skripsi, sekaan lengkap saja, seperti kita mengambil studi kasus lapangan, kita akan mencari data di lapangan dengan berbagai tantangan, riset, dan lain sebagainya.
Kalau juga misal mencari data studi di buku atau jurnal, kita juga akan membedah buku tersebut.
Apa masih kurang lengkap skripsi sebagai tugas akhir yang komplit buat acuan kelulusan pada tahap S1?
Ataupun itu bisa memberatkan mahasiswa, dan akan dirubah menjadi lebih mudah pada peraturan yang aka datang ini?
Baca Juga: Cari Cara Membuat Skripsi? Ini Tips Menyusunnya!
Itulah dua pertanyaan yang banyak kita pikirkan, antara kurang komplitnya skripsi dalam acuan kelulusan, maupun dimudahkannya lagi dengan diganti sama tugas lain.
Hal mengenai tidak diwajibkannya sebuah skripsi untuk acuan kelulusan diucapkan oleh Menteri Pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (Mendikbudristek), yakni Nadiem Anwar Makarim, yang membuat trobosan baru besar.