Alasan Dedi Mulyadi Marah dalam Kegiatan Temu Warga di Subang

BINGKAINASIONAL.COM - Klub Persikas Subang sedang menjadi sorotan media sosial, pasalnya membuat Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat marah.

Persikas adalah perserikatan sepak bola Indonesia Kabupaten Subang, yang merupakan tim kebanggaan masyarakat Subang yang berdiri pada tahun 1948 di Subang Jawa Barat.

Persikas saat ini tampil di Liga 2 Indonesia, yang belum pernah tampil di sepak bola level tertinggi di Indonesia.

Persikas juga lebih sering berkutat di tingkat bawah dan bahkan sempat beberapa kali vakum akibat masalah finansial.

Terkait soal finansial itu, membuat persikas diisukan di akuisisi pemerintah Sumatera Selatan yang berencana mau mengambil persikas dan akan mengganti menjadi Sumsel United.

Isu tersebut membuat beberapa suporter persikas menyambangi Dedi Mulyadi di acara Nganjuk keluarga di Ciasem, Subang.

Para suporter persikas meneriakan yel-yel dan membentangkan spanduk persikas yang membuat Dedi Mulyadi marah dan tersinggung.

"Hai berhenti kamu, ini bukan forum persikas ini forum saya siapa kamu turunkan spanduknya turunkan "ucap Dedi Mulyadi dengan nada tinggi.

Marahnya Dedi Mulyadi dalam acara itu kemudian viral di media sosial dan di siarkan langsung dalam akun YouTube humas Jabar hai fairol Dedi Mulyadi memberikan pernyataan resminya.

"Saya malam itu marah karena ada sekelompok orang yang tidak memiliki adab dalam hidupnya di saat air mata jatuh Karena rasa empati pada derita seorang ibu yang memiliki anak 4 tapi memberi mereka hanya dengan memungut botol bekas anaknya tumbuh dengan baik" ungkapnya

Ia juga Jelaskan bahwa teriakan yel-yel di saat itu untuk menyelamatkan persikas karena klubnya berpindah tempat ke dibeli oleh pihak lain itunya itu merupakan sikap yang tidak beradab menurut Dedi Mulyadi

"Jadi si Ibu ini sedang menceritakan tentang suaminya yang menikah lagi dengan orang lain tapi anak-anak suporter ini malah berteriak yel-yel untuk menyelamatkan persikas karena kelebihan berpindah tempat dan dibeli orang lain kan itu adalah sikap yang tidak beradab dan menempatkan sebuah masalah Tidak pada tempatnya" lanjut Dedi Mulyadi.***