Realita Hidup Era Algoritma: Ketika Media Sosial Jadi Sutradara Kehidupan

BINGKAINASIONAL.COM - Pernah nggak sih ngerasa hidup kita kayak diatur sama sosial media? Bangun tidur aja yang dicari scroll TikTok atau Instagram.

Di era sekarang, algoritma bukan cuma rekomendasi konten, tapi juga semacam kompas yang ngarahin keputusan dan cara kita berpikir.

Dari tren outfit, gaya hidup, bahkan sampai cara mikir soal karier dan cinta, semua dibentuk sama apa yang muncul di timeline.

Algoritma kasih ilusi kebebasan. Padahal, yang kita lihat adalah hasil kurasi berdasarkan kebiasaan klik, like, dan durasi nonton.

Baca Juga: Coach atau Mentor, Mana yang Lebih Tepat untuk Membantu Kariermu?

Kita sering ngerasa "pilihan sendiri", padahal sebenarnya diarahkan oleh sistem yang tahu kita lebih baik dari diri kita sendiri.

Efeknya? Kita jadi hidup buat konten, bukan konten yang merefleksikan hidup. Semuanya demi like, views, dan validasi instan.

Banyak yang akhirnya bandingin hidup mereka sama highlight orang lain, bikin cemas, iri, atau ngerasa kurang dari diri sendiri.

FOMO (Fear of Missing Out) makin merajalela. Nggak ikut tren dikit aja bisa ngerasa ketinggalan zaman atau dianggap nggak gaul.

Padahal nggak semua hal di internet harus diikuti. Nggak semua yang viral cocok atau relevan sama hidup kita yang nyata.

Kita perlu rehat dari algoritma. Coba detox digital, fokusin waktu buat hal yang benar-benar bikin tenang dan nggak terukur likes.

Kenali batas antara realita dan dunia maya. Yang kita lihat di layar belum tentu gambaran utuh dari kehidupan seseorang.

Sosial media seharusnya jadi alat, bukan penguasa. Kita yang kendalikan, bukan malah dikendalikan sama ritme algoritma harian.

Bijak konsumsi konten bisa bantu jaga kesehatan mental. Nggak semua trending harus diikuti, pilih yang bermanfaat dan membangun.