Ketika Anak Jadi Korban Ambisi Orangtua: Dampak Tekanan Akademik terhadap Kesehatan Mental

photo author
- Senin, 26 Mei 2025 | 19:04 WIB
Tuntutan akademik kepada anak bisa mempengaruhi kondisi mentalnya (Pizabay/Fredy_Martinez_Photograph)
Tuntutan akademik kepada anak bisa mempengaruhi kondisi mentalnya (Pizabay/Fredy_Martinez_Photograph)

BINGKAI NASIONAL - Sering kita dengar saat melihat anak-anak yang tampak berprestasi secara akademik, tapi kehilangan keceriaan.

Di balik nilai sempurna, tak jarang tersembunyi beban besar yaitu ambisi orang tua.

Akademik yang menuntut secara berlebihan dan terjadi dalam jangka panjang dapat berdampak negatif terhadap kondisi kesehatan mental anak.

Tekanan yang Terjadi di Rumah

Tekanan dari orang tua bisa berupa tuntutan nilai sempurna, larangan bermain, hingga perbandingan dengan saudara atau anak lain. Banyak anak yang menjalani hari-hari padat dengan belajar dan les tanpa waktu istirahat yang cukup.

Menurut UNICEF Indonesia (2021), tekanan dalam dunia akademik merupakan salah satu penyebab yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada anak dan remaja.

Ketika anak merasa tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri, tekanan tersebut dapat terasa sangat memberatkan.

Dampak Serius pada Kesehatan Mental

Anak yang terus-menerus merasa 'harus sempurna' cenderung mudah cemas, takut gagal, dan kehilangan rasa percaya diri. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur, menarik diri dari lingkungan sosial, bahkan depresi.

WHO (2022) menyatakan bahwa separuh gangguan kesehatan mental dimulai pada usia remaja, namun banyak yang tidak terdeteksi. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya dukungan emosional dari lingkungan keluarga.

Koreksi Pola Asuh, Jangan Wariskan Luka

Dalam bukunya, Orang Tuanya Manusia, Afu Sugianto menyampaikan bahwa banyak orang tua mewariskan luka pengasuhan masa lalu kepada anak tanpa disadari.

Alih-alih mendukung, orang tua justru menciptakan ekspektasi tinggi sebagai bentuk cinta, padahal yang dibutuhkan anak adalah penerimaan dan rasa aman.

Anak bukan alat untuk membuktikan keberhasilan orang tua. Mereka manusia yang butuh tumbuh sesuai ritmenya, bukan mesin pencetak prestasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Mugni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X