Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Depresi 40 Persen, Ini Penjelasan dari Ahli

photo author
- Minggu, 1 Juni 2025 | 21:39 WIB
Ilustrasi Kesehatan Mental. Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Depresi 40 Persen, Ini Penjelasan dari Ahli
Ilustrasi Kesehatan Mental. Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Depresi 40 Persen, Ini Penjelasan dari Ahli

BINGKAINASIONAL.COM - Penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan tentang hubungan antara kurang tidur dan kesehatan mental.

Studi dari Journal of Neuroscience menunjukkan orang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malam memiliki risiko depresi 40 persen lebih tinggi.  

Para ilmuwan menemukan bahwa otak membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk memproses emosi dan menyimpan memori dengan baik. Ketika waktu tidur berkurang, fungsi otak dalam mengatur mood menjadi terganggu secara signifikan.  

Mekanisme biologis di balik fenomena ini cukup kompleks. Kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan hormon serotonin dan dopamin yang berperan penting dalam mengatur suasana hati.  

Tidak hanya itu, tidur yang tidak cukup juga mempengaruhi amygdala, bagian otak yang bertanggung jawab atas respons emosional. Orang yang kurang tidur cenderung lebih reaktif terhadap stres dan emosi negatif.  

Penelitian ini melibatkan lebih dari 10.000 responden dengan berbagai latar belakang usia dan profesi. Hasilnya konsisten menunjukkan pola yang sama: semakin sedikit waktu tidur, semakin tinggi gejala depresi yang muncul.  

Ahli saraf dari Universitas Harvard menjelaskan bahwa tidur merupakan proses detoksifikasi alami untuk otak. Selama tidur, otak membersihkan racun-racun yang menumpuk selama seharian beraktivitas.  

Yang lebih mengkhawatirkan, efek kurang tidur terhadap depresi bersifat kumulatif. Artinya, jika kebiasaan ini terus berlanjut dalam waktu lama, risiko gangguan mental akan semakin meningkat.  

Temuan ini sekaligus menjelaskan mengapa terapi tidur sering menjadi bagian penting dalam penanganan pasien depresi. Memperbaiki pola tidur ternyata bisa menjadi langkah awal untuk memperbaiki kesehatan mental.  

Para peneliti menekankan bahwa tidak hanya durasi tidur yang penting, tetapi juga kualitas tidur. Tidur yang terfragmentasi atau sering terbangun memberikan efek yang sama buruknya dengan tidur dalam durasi pendek.  

Masyarakat modern sering mengabaikan pentingnya tidur cukup karena tuntutan pekerjaan atau gaya hidup. Padahal, pengorbanan waktu tidur justru akan mengurangi produktivitas dan kualitas hidup dalam jangka panjang.  

Beberapa gejala awal yang patut diwaspadai antara lain mudah marah, sulit berkonsentrasi, dan kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dinikmati. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi depresi klinis.  

Untuk mencegahnya, para ahli merekomendasikan untuk menjaga kebersihan tidur dengan menciptakan rutinitas sebelum tidur. Matikan gadget setidaknya satu jam sebelum waktu tidur dan ciptakan lingkungan yang nyaman.  

Penemuan ini memberikan perspektif baru dalam pencegahan gangguan mental. Dengan memprioritaskan tidur yang cukup, kita sebenarnya sedang berinvestasi untuk kesehatan mental jangka panjang.  

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aria Gumilar

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X