BINGKAINASIONAL.COM - Komunikasi dalam keluarga bukan sekadar siapa yang paling banyak atau keras berbicara, melainkan tentang menyampaikan dan memahami emosi satu sama lain.
Komunikasi emosional yang sehat sangat penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dan mencegah konflik sejak dini.
Bukan Hanya Bicara, Tapi Juga Merasa
Komunikasi emosional merupakan kemampuan untuk mengenali, mengungkapkan, dan merespons perasaan baik milik sendiri maupun orang lain dengan empati dan tanpa menghakimi.
Dalam konteks keluarga, hal ini mencakup berbicara dari hati, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan hadir sepenuhnya dalam percakapan sehari-hari.
Sebagai contoh, ketika pasangan terlihat diam dan tidak bersemangat setelah pulang kerja, pendekatan komunikasi emosional tidak berfokus pada menginterogasi, tetapi lebih kepada memberi ruang untuk berbagi perasaan dengan penuh empati.
Psikolog klinis Ratih Ibrahim menekankan bahwa komunikasi emosional adalah fondasi dari relasi yang sehat. Tanpa kehadiran komunikasi ini, hubungan keluarga akan kehilangan kedekatan emosional yang sejati (Ibrahim, 2018).
Mengapa Ini Penting dalam Hubungan Keluarga?
Keluarga yang saling memahami secara emosional cenderung lebih kuat dalam menghadapi tekanan hidup. Anak-anak tumbuh dengan kepercayaan diri yang lebih baik, dan pasangan lebih mampu menyelesaikan konflik secara sehat. Meski tidak berarti bebas dari masalah, keluarga seperti ini memiliki ruang aman untuk berbicara dan didengar.
Sebaliknya, jika komunikasi hanya sebatas hal teknis seperti urusan makan, bayar tagihan, atau antar-jemput, maka jarak emosional dapat terbentuk tanpa disadari.
Psikiater Andri dari Omni Hospitals menyatakan bahwa keluarga adalah sistem emosi. Bila satu anggota merasa tidak dipahami secara emosional, tekanan tersebut bisa memengaruhi seluruh dinamika keluarga (Andri, 2021).
Tanda-tanda Komunikasi Emosional Belum Sehat
1. Sering terjadi kesalahpahaman meskipun niatnya baik
2. Ada anggota keluarga yang merasa tidak didengarkan