Benarkah Coklat Efektif Jaga Kesehatan Mental? Begini Penjelasan Ilmiahnya!

photo author
- Minggu, 18 Mei 2025 | 12:00 WIB
Coklat Bisa Jadi Makanan yang Menunjang Mood, Bahagia dan Menjaga Kesehatan Mental (Pixabay)
Coklat Bisa Jadi Makanan yang Menunjang Mood, Bahagia dan Menjaga Kesehatan Mental (Pixabay)

BINGKAINASIONAL.COM - Coklat adalah salah satu makanan yang sangat digemari di seluruh dunia.

Selain rasanya yang lezat, banyak orang percaya bahwa coklat bisa membuat mereka merasa lebih bahagia dan nyaman.

Tapi, benarkah coklat memang bisa bikin bahagia? Artikel ini akan membahas bagaimana coklat memengaruhi mood dan kesehatan mental, serta apa kata ilmu pengetahuan tentang hal itu.

Baca Juga: Dompet Tipis Tapi Stres Malah Menebal, Dampak Nyata Krisis Ekonomi Terhadap Kesehatan Mental

Kandungan Kimia dalam Coklat yang Mempengaruhi Mood

Coklat mengandung beberapa senyawa yang berperan dalam meningkatkan perasaan senang, seperti feniletilamin yang dikenal sebagai 'obat cinta' alami.

Selain itu, coklat juga mengandung teobromin dan sedikit kafein yang memberi efek stimulasi ringan. Kandungan gula dan lemak dalam coklat juga berkontribusi pada kenikmatan rasa yang dapat meningkatkan mood secara instan.

Mekanisme Coklat dalam Otak

Saat mengonsumsi coklat, senyawa-senyawa tersebut merangsang otak untuk melepaskan neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin.

Baca Juga: Mengurus Dua Generasi, Lupa Diri Sendiri? Inilah Realita Generasi Sandwich

Dua senyawa kimia ini memiliki peran krusial dalam mengendalikan mood dan menciptakan perasaan bahagia. Namun, efek ini biasanya bersifat sementara dan tidak dapat menggantikan perawatan kesehatan mental jika diperlukan.

Coklat dan Kesehatan Mental

Selain meningkatkan mood, coklat, terutama coklat hitam, mengandung antioksidan yang dapat mengurangi peradangan di otak, yang berhubungan dengan depresi dan kecemasan.

Kandungan magnesium dalam cokelat turut berperan dalam menenangkan sistem saraf serta membantu mengurangi tingkat stres. Namun, penting untuk diingat bahwa coklat bukan obat untuk gangguan mental serius.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Abdul Mugni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X