BINGKAINASIONAL.COM - Generasi Z yang ekspresif dan terbuka di media sosial kerap terjebak dalam oversharing membagikan informasi pribadi secara berlebihan.
Gen Z yang oversharing tentang kehidupan pribadi tentunya membawa dampak dan resiko yang akan datang.
Ketika Privasi Jadi Konsumsi Publik
Bagi banyak Gen Z, membagikan isi hati, masalah keluarga, relasi asmara, hingga perjuangan kesehatan mental dianggap sebagai bentuk kejujuran dan keberanian.
Baca Juga: Resmi Gabung Maung Bandung, Saddil Ramdani: Ibu Saya Suka Persib, Ia Sangat Merestui
Unggahan semacam ini sering mendapat banyak simpati dan dukungan. Namun, batas antara keterbukaan dan oversharing kadang menjadi kabur.
Gen Z cenderung nyaman berbagi hal pribadi secara online, namun sering belum menyadari risiko jangka panjang dari jejak digitalnya.
Risiko Emosional dan Sosial
Kebiasaan oversharing dapat memicu tekanan sosial, rasa cemas, dan kerentanan terhadap cyberbullying.
Baca Juga: Bikin Dedi Mulyadi Melongo, Begini Jawaban Siswa Tak Bermasalah Pilih Masuk Barak Militer
Menurut Suparman Abdullah dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kennedy, Noval dan Mawarningsih. Yang memandang perilaku oversharing sebagai ancaman dan peluang.
Ia juga menambahkan berbagi berlebihan di media sosial merupakan masalah yang cukup besar di era digital, dan berpotensi memicu permaluan online, penindasan maya, pencurian identitas, dan risiko keamanan lainnya.
Oversharing atau Healing?
Bagi sebagian Gen Z, berbagi cerita pribadi adalah self-healing, tapi penyembuhan sejati tak selalu berasal dari eksposur publik.
Artikel Terkait
Apple Resmi Meluncurkan iPad Air M3, Segini Harga dan Spesifikasinya
Indonesia Memiliki Cadangan Nikel Terbesar di Dunia, Inilah Manfaatnya
Makan Sehat, Mood Sehat, Cara Sederhana Hadapi Depresi
Direktur PT Gag Nikel Menanggapi Soal Tambang Serta Tuduhan Perusakan Lingkungan
Lisa Mariana Berhijab, Awal Hijrah atau Sekadar Gaya?