BINGKAINASIONAL.COM - Luka psikologi sangat berdamak terhadap kesehatan mental, terutama dalam hal kekerasan fisik yang kerap dikenal dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Penyintas KDRT sering kali mengalami gangguan psikologis jangka panjan, lantaran butuh waktu lama untuk menyembuhkannya.
Menurut Musrayani Usman dalam laporan WHO, korban kekerasan dalam rumah tangga cenderung mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Baca Juga: Luka yang Tak Terlihat Ini Kerap Membekas Bagi Penyintas KDRT
Gangguan tidur, kilas balik trauma, rasa takut, hingga kehilangan harga diri dan semangat hidup adalah gejala umum yang dialami penyintas.
Korban yang Terjebak
Kekerasan yang berulang menciptakan siklus yang sulit diputus. Banyak korban tetap bertahan karena:
1. Ketergantungan finansial terhadap pasangan
Baca Juga: Ini Alasan Beberapa Peserta Retreat Gelombang II Diberi Penanda Khusus Pita Merah dan Kuning
2. Takut anak-anak kehilangan figur ayah/ibu
3. Stigma sosial, seperti anggapan bahwa rumah tangga harus dijaga apapun yang terjadi
4. Tekanan keluarga yang menyarankan sabar atau bertahan demi anak-anak
Baca Juga: Kakak Beradik Ini Merumput di Persib Bandung, Bakal Jadi Duet Maut di Musim Depan?
Butuh Perlindungan, Bukan Penghakiman
Artikel Terkait
Tanggapi Pernyataan Wagub Jabar, Fungsionaris BADKO HMI Jawa Barat Ingatkan Harmonisasi dalam Tubuh Pemerintah
Usai Berhasil Back To Back Juara, Bobotoh Doakan Persib Bandung Kembali Raih Trofi Liga 1 2025/2026
Madura United FC Rekrut Paulo Sitanggang, Presiden Klub Sampaikan Permintaan Khusus pada Sang Pemain
Wilujeng Comeback! Pemain Bertahan Persib Bandung Ini Siap Turun di Piala Presiden 2025
Kuasa Hukum Vidi Aldiano Upayakan Jalan Damai Terkait Gugatan Lagu Nuansa Bening