BINGKAINASIONAL.COM - Dulu semua demi viral. Sekarang Gen Z mulai membuat konten untuk diri sendiri jujur, apa adanya, dan tidak selalu mengikuti tren.
Konten bukan lagi soal views, tapi ekspresi diri. Mulai dari vlog harian, puisi suara, sampai video masak pelan ala slow content.
Mereka tak lagi terpaku algoritma. Justru konten yang paling tulus sering kali lebih menyentuh dan diapresiasi orang lain.
Banyak Gen Z bilang, “Aku buat ini karena aku suka,” bukan karena berharap trending atau jadi selebgram.
Mereka sadar bahwa media sosial bisa melelahkan jika dipakai untuk terus membandingkan diri atau mengejar validasi eksternal.
Baca Juga: Menariknya Wisata Kebun Raya Jagatnatha, Punya Koleksi Tanaman Upakara dan Usada
Ngonten jadi cara menjaga kewarasan. Tempat untuk tertawa, bereksperimen, curhat, atau menyimpan memori berharga tanpa takut dinilai.
Kini tren konten bergeser: dari cepat, heboh, dan padat—ke pelan, tenang, dan autentik.
Tagar seperti #SlowContent atau #ContentForMe semakin ramai dipakai oleh pengguna muda yang ingin kontennya bermakna.
Mereka juga lebih memilih konsistensi dibanding viral sesaat. Karena bagi mereka, proses lebih penting dari hasil instan.
Ngonten bukan hanya untuk dilihat, tapi untuk dikenang. Sebagai bentuk dokumentasi hidup yang bisa mereka lihat kembali suatu hari nanti.
Konten sederhana, seperti menyiram tanaman, membaca buku, atau secangkir kopi pagi, kini justru terasa lebih nyata dan hangat.
Gen Z mengembalikan esensi internet: ruang untuk berbagi, bukan ruang untuk saling adu pencapaian.
Platform seperti YouTube Shorts, TikTok, dan Instagram Reels jadi medium, bukan tujuan akhir.
Artikel Terkait
Stres Bisa Picu Jerawat dan Eksim? Begini Hubungannya dengan Kesehatan Kulit
Sudah Mulai Masuk Sekolah Lagi, Ini 5 Menu Makanan yang Bisa Dijadikan Bekal untuk Anak Anda!
Menilik Sentra Tenun Jembrana, 'Markasnya' Seni Tenun dan Songket Khas Bali
Quiet Luxury: Gaya Elegan Tanpa Harus Teriak Kemewahan
Fenomena Social Battery: Kenapa Gen Z Sering Tiba-Tiba Lelah?