Menulis Diary Kembali Tren: Merawat Pikiran Lewat Tinta Pena

BINGKAINASIONAL.COM - Zaman digital tak menghalangi Gen Z untuk kembali ke cara lama: menulis diary. Kegiatan ini kini jadi sarana refleksi dan self-care favorit.

Menulis tangan memberi sensasi berbeda. Setiap kata terasa lebih personal, jujur, dan tidak sekadar status instan di media sosial.

Gen Z menggunakan diary bukan hanya untuk curhat, tapi juga untuk mencatat impian, hal-hal yang disyukuri, hingga perasaan yang tak bisa diucapkan.

Mereka menghias diary dengan stiker, foto, bahkan gambar doodle yang membuat proses menulis jadi lebih menyenangkan dan kreatif.

Baca Juga: Kafe Estetik Lebih dari Sekadar Tempat Ngopi, Tren Gaya Hidup Baru Lewat Nongkrong

Journaling harian membantu meredakan stres, meningkatkan rasa syukur, dan memperjelas pola pikir yang seringkali berantakan di kepala.

Tidak perlu puitis atau panjang. Cukup jujur pada diri sendiri dan menuliskan apa yang dirasa hari itu.

Banyak juga yang mencoba gratitude journal, yaitu menuliskan tiga hal yang disyukuri setiap hari untuk meningkatkan rasa bahagia.

Gen Z menyadari bahwa menulis membantu memahami emosi, mencegah overthinking, dan memberi jarak dari tekanan dunia luar.

Beberapa bahkan mulai membagikan pengalaman journaling mereka lewat konten inspiratif di TikTok atau YouTube.

Menulis diary juga jadi alternatif healing yang murah, mudah, dan bisa dilakukan kapan saja tanpa harus keluar rumah.

Tak sedikit yang merasakan perubahan besar setelah rutin menulis—lebih tenang, lebih sadar diri, dan lebih tahu apa yang diinginkan.

Kegiatan ini membantu mereka kembali terhubung dengan diri sendiri di tengah dunia yang terlalu bising dan cepat.

Menulis diary bukan gaya kuno, tapi cara modern untuk tetap waras dalam era serba digital.