Bingkai Nasional - Dalam perkembangannya sebenarnya filsafat itu dibedakan menjadi dua kubu. Yaitu, filsafat Timur yang dihuni oleh filsafat India, filsafat Islam dan filsafat China, yang akan dibahas di pembahasan ini.
Sedangkan yang kedua itu ada filsafat Barat, yang meliputi filsafat Yunani. Mengenai sejarah dari filsafat China sendiri kita harus melihat jauh ke belakang.
Sekitar seribu tahun pertama sebelum masehi, yaitu bertepatan pada awal abad ke 8 sampai ke abad 15 sebelum masehi. Kita perlu tahu, bahwa kerangka awal yang dicetuskan oleh masyarakat China itu berpusat pada lima pokok yang ada di Alam. Seperti, Api, Air, Kayu, Logam, dan Bumi. ( Lorens Bagus, 2005).
Lima unsur yang disebutkan itu, menurut masyarakat China menjadikan sebuah gambaran kesatuan yang sudah terintegrasi, sekaligus menjadi jawaban terhadap fenomena sebuah kehidupan yang sesungguhnya.
Kalau filsafat India didasarkan pada Weda, maka filsafat China ini dilandaskan pada Konfusius dan juga Lao Tse yang berkembang dari abad ke 5 sampai 3 sebelum Masehi.
Ada pendapat dari Fung Yu Lan, dia mencatat bahwa orang umumnya itu menilai di China terdapat tiga Agama besar, yaitu Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme.
Konfusianisme sendiri sebenarnya bukan dianggap Agama karena di dalam kitab nam Empat (tempat ajaran Konfusius dimuat), sama sekali tidak terdapat cerita tentang penciptaan dan tidak disebut-sebut mengenai surga dan neraka.
Kemudian mengenai istilah Taoisme, memang dapat diartikan sebagai filsafat atau sebagai Agama.
Baca Juga: Al-Kindi: Filsafat itu Penting, dan Mempunyai Batasan!
Keduanya tidak hanya berbeda, bahkan bertentangan. Taoisme sebagai filsafat (Tao chia) mengajarkan agar manusia mengikuti Alam, sedangkan Taoisme (Tao chiao) sebagai Agama mengajarkan agar manusia itu menentang Alam. (Sukarno Aburaera, 2013).
Hamersma menyebutkan tiga tema pokok-pokok pikiran yang penting menurutnya sepanjang sejarah filsafat China.
Yaitu Harmoni, toleransi, dan prikemanusiaan. Yang dimaksudnya adalah bahwa harmoni antara sesama manusia, manusia dan Alam, serta tidak lupa manusia dan surga.
Toleransi disini dijelaskan bahwa mengandung pengertian terdapat keterbukaan sebuah pendapat-pendapat yang berbeda dengan pendapat pribadi (termasuk dalam hal Agama).
Perikemanusiaan itu sangatlah penting, karena selalu manusiaalah yang merupakan pusat filsafat China.
Jadi, menurutnya dianggap pusat filsafat China, dikarenakan, manusia itu pada hakikatnya baik, dan manusiaalah yang harus mencari kebahagiaannya di Dunia ini dengan cara lewat pengembangan dirinya dalam rana berinteraksi dengan Alam dan sesama manusianya.
Artikel Terkait
Apa Itu Stoikisme? Yuk Kenali Filosofi Kunci Hidup Bahagia
Review Buku Filosofi Teras: Filsafat Kuno, Panduan Hidup Zaman Now