Terpenjara Stigma: Saat Penderita Gangguan Jiwa Dianggap 'Tidak Waras' Karena Hal Gaib

photo author
- Jumat, 23 Mei 2025 | 09:27 WIB
Ilutrasi gangguan kesehatan mental sering dipandang sebagai hal gaib (Pixabay)
Ilutrasi gangguan kesehatan mental sering dipandang sebagai hal gaib (Pixabay)

BINGKAINASIONAL.COM – Di berbagai daerah di Indonesia, kesadaran masyarakat mengenai kesehatan jiwa masih tergolong rendah.

Banyak gangguan pada kesehatan mental seperti depresi, tapi dianggapg gangguan gaib. Seperti dianggap tak waras karena hal gaib.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal literasi kesehatan mental di Indonesia.

Baca Juga: Ternyata Gangguan Mental Dapat Disebabkan Karena Kecanduan Game Online

Stigma Gangguan Mental dalam Balutan Kepercayaan Mistis

Depresi, kecemasan berlebih, hingga skizofrenia kerap tidak dikenali sebagai masalah medis. Sebaliknya, kondisi tersebut sering kali dikaitkan dengan hal-hal gaib seperti santet, kutukan leluhur, atau kerasukan makhluk halus.

Pandangan seperti ini tidak hanya memperparah kondisi individu yang mengalami gangguan mental, tetapi juga menjadi hambatan besar dalam mendapatkan bantuan profesional yang tepat.

Fenomena ini umum dijumpai di lingkungan yang masih menjunjung tinggi kepercayaan terhadap hal gaib.

Baca Juga: Kenali Peran Kesehatan Mental bagi Ibu Hamil

Dalam konteks budaya seperti ini, seseorang yang menunjukkan perubahan perilaku, menghindari interaksi sosial, atau mengalami gejala emosional ekstrem, lebih mungkin dibawa ke dukun atau orang pintar daripada ke tenaga kesehatan jiwa seperti psikolog atau psikiater.

Akibatnya, banyak penderita tidak mendapatkan pengobatan medis yang seharusnya dan bahkan dapat mengalami penolakan sosial atau perlakuan yang tidak manusiawi karena dianggap membawa malapetaka atau aura negatif.

Baca Juga: Korban Perbudakan Manusia di Kamboja Dapat Terindikasi Penyakit Kejiwaan yang Serius

Ketimpangan Akses dan Rendahnya Literasi Kesehatan Mental

Hasil studi Herdiansyah (2015) menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap gangguan jiwa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan sistem kepercayaan lokal. Di banyak wilayah, istilah seperti 'kesambet' atau 'ketempelan' jauh lebih dikenal ketimbang istilah medis seperti depresi atau gangguan bipolar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Mugni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X