Perubahan Sistem Pembelajaran Selama Pandemi
Survei LLDIKTI Wilayah III (2021) mengungkapkan bahwa 67% mahasiswa mengalami stres tinggi akibat sistem pembelajaran daring yang belum maksimal, sehingga memperburuk rasa lelah dan jenuh dalam belajar.
Dampak Burnout Akademik
Kelelahan akademik dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kondisi mental dan fisik mahasiswa. Gejala yang sering muncul meliputi insomnia, gangguan konsentrasi, rasa cemas, hingga depresi ringan. Selain itu, burnout juga dapat menyebabkan mahasiswa kehilangan minat kuliah dan bahkan berpotensi drop out.
Pusat Layanan Psikologi UGM (2022) melaporkan bahwa sekitar 60% mahasiswa yang mereka layani mengalami tekanan mental signifikan hingga terpikirkan untuk berhenti kuliah. Situasi ini tentunya menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius dari sektor pendidikan.
Baca Juga: Gangguan Mental dan Penyalahgunaan Narkoba, Lingkaran Masalah yang Saling Memperkuat
Cara Mengatasi Burnout Akademik
Menghadapi burnout akademik membutuhkan pendekatan yang holistik, antara lain:
1. Manajemen Waktu yang Efektif
Membagi waktu belajar dan istirahat secara seimbang dengan teknik seperti time blocking dapat membantu mengurangi stres.
2. Mencari Dukungan Emosional
Berbagi cerita dan curhat dengan teman, keluarga, atau konselor kampus sangat penting. Layanan konseling di kampus, seperti di UGM dan universitas lainnya, bisa menjadi tempat aman untuk mengatasi tekanan mental.
3. Aktif di Kegiatan Non-Akademik
Mengikuti organisasi, olahraga, atau hobi dapat menjadi penyalur energi positif dan mengurangi kejenuhan.
Baca Juga: Inilah Beberapa Terapi yang Dapat Mengatasi Gangguan Mental
4. Istirahat dan Perawatan Diri