Su Daji: Kisah Legenda Sebagai Simbol Kemerosotan Moral Politik

photo author
- Sabtu, 2 Desember 2023 | 11:00 WIB
Mengenal Su Daji, simbol kemorosotan moral politik dalam legenda kekaisaran China (Ilustrasi: hanfustory/Instagram)
Mengenal Su Daji, simbol kemorosotan moral politik dalam legenda kekaisaran China (Ilustrasi: hanfustory/Instagram)

Pada tahun 1047 SM, Zhou berhasil menaklukkan negara bagian Su, dan Da Ji diambil sebagai salah satu piala oleh Zhou.

Saat itu, Zhou adalah seorang penguasa yang berusia enam puluh tahun, yang selama empat puluh tahun memimpin dengan kekuatan, kepahlawanan, kefasihan berpidato, dan keahlian dalam musik, membuat Shang menjadi negara yang kuat dan makmur.

Namun, kelemahan Zhou, yaitu cintanya yang tak terkendali pada wanita, membuka pintu bagi perubahan yang tidak diinginkan.

Sejak Da Ji menjadi selirnya, segalanya berubah menjadi lebih buruk.

Zhou, terlena oleh kecantikan Da Ji, melupakan tanggung jawabnya sebagai pemimpin negara.

Untuk memuaskan keinginan Da Ji, Zhou membangun kebun binatang Xanadu dengan beragam burung dan binatang langka.

Begitu juga dengan kecintaannya pada tarian dan musik Da Ji, Zhou memerintahkan seniman untuk membuat musik cabul dan koreografi tarian mesum.

Keserakahan Zhou mencapai puncaknya ketika ia menghabiskan waktu seluruhnya dengan Da Ji, bahkan mengabaikan urusan negara.

Pesta pora di istananya mencakup 'kolam anggur' dan 'hutan daging,' yang merupakan potongan daging yang dimasak tergantung pada kayu pohon.

Tamu diizinkan bermain permainan telanjang di antara pepohonan, semuanya demi menghibur Da Ji.

Ketika seorang pelayan kehormatan, putri Tuan Jiu, memprotes kebejatan yang terjadi, Zhou tidak ragu untuk membunuhnya, menghukum ayahnya, dan menyiksa dagingnya di hadapan bawahan tirannya.

Da Ji, semakin brutal, menemukan kegembiraan dalam mendengar orang menangis dalam penderitaan fisik.

Kekejaman Da Ji mencapai puncaknya ketika ia memerintahkan pemotongan kaki seorang petani yang berjalan di atas es tanpa alas kaki.

Bahkan, ia tak segan memotong perut seorang wanita hamil untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang apa yang terjadi di dalamnya.

Dalam upayanya untuk memverifikasi pepatah "hati pria yang baik memiliki tujuh celah," Da Ji memotong hati Bi Gan, seorang menteri yang jujur, dan menjadikannya sebagai objek penelitian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Meidy Achmad Harish

Tags

Rekomendasi

Terkini

Abbas bin Firnas Seorang Ilmuwan Penemu Pesawat Terbang!

Selasa, 27 Februari 2024 | 09:05 WIB

Terpopuler

X