Cinta Ala Ibnu Arabi

Bingkai Nasional - Berikut ini adalah pemikiran Ibnu Arabi tentang cinta.

Ibnu Arabi, seorang pemikir Islam yang terkenal pada masanya.

Dimana dia dalam sejarah pemikiran Islam sangatlah berpengaruh besar, terutama pada bidang tasawuf. 

Dia lahir pada hari senin, 17 Ramadhan 560 Hijriyah, atau 1165 Masehi, yang bertepatan di bandar Murcia, Tenggara Andalus Sepanyol.

Ibu dari Ibnu Arabi ini berasal dari suku yang bernama Berber, yang berada di suatu negara yang dinamai Afrika Utara, sedangkan kalau dari keluarga ayahnya itu adalah jendral yang mengabdi kepada penguasa mursia, Ibnu Mardanish.

Siapa yang tidak mengenal Ibnu Arabi? Dimana dia adalah seorang pemikir Islam yang sangat haus akan ilmu pengetahuan.

Ibnu Arabi ini selain belajar kepada guru yang ada disekitarnya, dia juga belajar keluar daerahnya, dengan merantau belajar ke negara Islam lainnya, seperti ke Maroko dan Aljazair.

Baca Juga: Biografi Ibnu Sina: Bapak Kedokteran Dunia

Ibnu Arabi ini sudah mempunyai berbagai karya yang sangat banyak, juga menjadi berbagai rujukan dalam bidang tasawuf Islam dan Tafsir Al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Ada karyanya yang berjudul Al-Futuhat al-Makiyyah yang ia tulis sejak tahun 599 H, yang membicarakan mengenai ilmu kerohanian Islam. 

Pada karyanya ini, Ibnu Arabi mengkonsepkan, bahwa ada cinta itu dikelompokkan pada tiga bentuk. Yaitu, cinta kudus, cinta spiritual, dan juga yang terakhir cinta alami.

Yang pertama, Cinta kudus, dimana pada tahap pertama atau yang pertama ini. Cinta yang abadi, yang langsung dari Allah dan disalurkan kepadanya.

Yang dimaksud adalah, bahwa cinta ini adalah langsung dari Allah SWT yang mana ini adalah sebuah karunia yang sangat besar untuk para hambanya.

Kedua, cinta spiritual, dimana cinta ini hadir karena hasil dari orang yang dicintainya. Sederhananya kita menjadi mencintai Allah, dengan cara jalur kita mencintai orang yang juga cinta kepada Allah.