Tidur Cukup, Mental Sehat, Mengapa Istirahat Adalah Kunci Keseimbangan Emosi?

photo author
- Minggu, 18 Mei 2025 | 18:03 WIB
Ilustrasi istirahat mumpung libur. Tidur Cukup, Mental Sehat, Mengapa Istirahat Adalah Kunci Keseimbangan Emosi?
Ilustrasi istirahat mumpung libur. Tidur Cukup, Mental Sehat, Mengapa Istirahat Adalah Kunci Keseimbangan Emosi?

BINGKAINASIONAL.COM - Tidur adalah salah satu kebutuhan vital manusia yang sering dianggap sepele. Padahal, manfaat tidur tidak hanya terbatas pada pemulihan energi fisik, tetapi juga sangat penting bagi stabilitas emosi dan kesehatan jiwa secara keseluruhan.

Durasi dan kualitas tidur yang memadai berperan besar dalam meningkatkan konsentrasi, menjaga kestabilan mood, serta mencegah munculnya gangguan psikologis.

Kaitan Antara Tidur dan Kondisi Mental

Selama kita tidur, otak melakukan sejumlah proses penting seperti memperkuat ingatan, membersihkan zat-zat sisa metabolisme, serta mengatur hormon yang berkaitan dengan suasana hati.

Baca Juga: Korban KDRT Bisa Alami Trauma Psikologis Berkepanjangan, Ketahuilah Cara Mudah Mengatasinya

Apabila waktu tidur terganggu atau tidak mencukupi, maka berbagai fungsi tersebut juga akan mengalami hambatan.

Berbagai penelitian telah mengungkap bahwa kekurangan tidur secara terus-menerus dapat memperbesar kemungkinan seseorang mengalami gangguan kecemasan, depresi, hingga stres yang parah.

Sebaliknya, tidur yang berkualitas mampu membantu menstabilkan emosi, memperbaiki suasana hati, dan mempertajam pengambilan keputusan.

Baca Juga: Saatnya Rehat dari Layar, Manfaat Detoks Digital untuk Kesehatan Mental

Dr. Wikan Sakarinto dalam bukunya Psikologi Kesehatan (2018) menyebutkan bahwa tidur yang cukup dan nyenyak merupakan landasan utama dalam menjaga kesehatan mental. Bahkan, ia menegaskan bahwa gangguan tidur sering menjadi pemicu utama stres berkepanjangan dan ketidakseimbangan emosi.

Efek Kurang Tidur terhadap Emosi dan Kemampuan Berpikir

Kurangnya waktu istirahat malam membuat seseorang lebih mudah merasa gelisah, marah, atau bahkan depresi. Tak hanya berdampak pada emosi, kurang tidur juga mengganggu kemampuan berpikir, termasuk konsentrasi dan daya ingat, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas dan relasi sosial.

Dalam buku Kesehatan Mental dan Kesejahteraan (2020), Sari Wulandari menekankan bahwa pola tidur yang buruk atau tidak teratur dapat memperburuk kondisi kejiwaan dan menghambat proses pemulihan psikologis.

Baca Juga: Pasutri Wajib Simak Ini Baik-Baik! Jangan Hancurkan Mental Anak Akibat Pertengkaran Orangtua

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aria Gumilar

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X