Jangan Salah Arti! Self Love juga Kebutuhan Emosional

BINGKAINASIONAL.COM - Banyak yang salah paham soal self love. Padahal mencintai diri sendiri bukan berarti egois, tapi justru dasar penting agar bisa mencintai orang lain dengan sehat.

Gen Z semakin terbuka dalam membicarakan pentingnya self-love dan cara mereka merawat kesehatan mental tanpa merasa bersalah.

Self-love bukan hanya soal afirmasi positif di depan cermin. Kadang itu berarti menetapkan batas, berani bilang tidak, atau memilih istirahat.

Merawat diri bisa dalam bentuk skincare rutin, tidur cukup, makan makanan bergizi, atau menulis diary sebagai bentuk ekspresi jujur terhadap diri sendiri.

Baca Juga: Digital Detox Weekend, Gaya Baru Gen Z untuk Jaga Kesehatan Mental

Banyak Gen Z mulai mengenali emosi mereka, tidak lagi menahan tangis atau pura-pura bahagia hanya demi terlihat “kuat”.

Self-love juga berarti menerima kekurangan, tidak terus menerus membandingkan diri dengan pencapaian orang lain di media sosial.

Mereka lebih memilih jadi versi terbaik diri sendiri dibanding mengejar standar sempurna yang ditentukan orang lain.

Ada juga yang rutin meditasi, journaling, atau menonton film favorit sebagai bentuk me time yang memperkuat ikatan dengan diri sendiri.

Unggahan tentang self-love makin banyak bermunculan di TikTok dan Instagram, bukan untuk pamer, tapi untuk saling menguatkan.

Momen ketika seseorang bilang, “Aku cukup,” jadi titik balik yang luar biasa dalam proses mencintai diri sendiri.

Gen Z juga mulai mencari lingkungan yang suportif, menjauhi toxic circle, dan lebih selektif dalam memilih teman dekat.

Mereka sadar bahwa hubungan sehat dimulai dari hubungan sehat dengan diri sendiri terlebih dahulu.

Self-love bukan tujuan akhir, tapi proses harian yang terus dilakukan dengan penuh kesabaran dan kejujuran.