Pelajaran yang harus di ajarkan setiap jam lima pagi menyebabkan Descartes jatuh sakit, yang menjempun ajalnya pada 11 Februari 1650 di usia 54 tahun, sebelum sempat ia menikah jenazahnya kemudian di pindahkan ke Pransis pada 1667, dan tengkoraknya di simpan di museum d’Historie Naturelle, Paris.
Selain mencurahkan perhatiannya dalam bidang filsafat, Descartes juga dikenal sebagai seorang Polymath, yaitu seorang yang sangat mempunyai perhatian luas terhadap bidang ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu pasti.
Baca Juga: J. Robert Oppenheimer: Ilmuwan dan Sains dalam Kontroversi
Dari sini ilmu pengetahuan memang sangatlah penting bagi Descartes. Sumbangnya yang sangat besar dalam dunia ilmu adalah keberhasilannya menemukan ilmu ukur koordinator (coordinatgeometri).
Karya-karya Descartes cukup banyak. Beberapa karyanya diantaranya adalah, Discour de la Methode (1637) yang berarti uraian tentang metode yang isinya melukiskan perkembangan intelektualnya. Didalam karyanya inilah, ia menyatakan ketidak puasaanya atas filsafat dan ilmu pengetahuan yang menjadi bahan penyelidikannya.
Dalam bidang ilmiah, tidak ada sesuatu pun yang dianggap pasti. Semuanya dapat dipersoalkan dan pada kenyataannya memang di persoalkan juga. Satu-satunya pengecualian adalah ilmu pasti. Itu menurut Descartes.***
Artikel Terkait
Al-Razi: Filusuf Muslim Sekaligus Penemu Penyakit Cacar
J. Robert Oppenheimer: Ilmuwan dan Sains dalam Kontroversi
Karya-Karya Tulisan Mengagumkan Dari Tokoh Filusuf Ibnu Arabi Yang Bisa Kalian Ketahui