Melanie Perkins, Putus Sekolah dan Menjadi Wanita Terkaya dari Canva

photo author
- Senin, 7 Maret 2022 | 17:52 WIB
Melanie Perkins  (Instagram: @melanie_perkins_official)
Melanie Perkins (Instagram: @melanie_perkins_official)

Bingkai Nasional - Mungkin sebagian orang sudah mengetahui, atau bahkan menggunakan Canva, sebuah perangkat lunak yang memudahkan pengguna membuat desain secara online untuk kebutuhan berbagai publikasi digital atau cetak.

Canva secara tidak langsung menjadi saingan dari Adobe, dan Corel. Meskipun tidak menyaingi utuh secara fitur, namun Canva dapat menarik desainer pemula bahkan masyarakat awam untuk dapat mulai membuat sebuah produk desain grafis dan video, karena penggunaannya yang mudah dan cepat.

Pendiri dari perusahaan yang saat ini bernilai US$15 Miliar adalah seorang perempuan muda yang memutuskan untuk dropout dari kampusnya.

Baca Juga: 6 Istri dari Orang Terkaya di Dunia

Dia adalah Melanie Perkins, yang saat ini merupakan wanita terkaya kedua di Australia.

Melanie adalah perempuan kelahiran 1987 yang tinggal dan besar di Perth, Australia.

Sebelumnya, Melanie bercita-cita untuk menjadi pemain skate profesional, namun saat usianya 14 tahun, Melanie mencoba untuk menjual syal yang dia desain sendiri di Perth. Dan hal tersebut membuat Melanie jatuh cinta dengan bisnis.

Kemudian saat Melanie kuliah di University of Western Australia jurusan komunikasi, perdagangan dan psikologi, melanie membuka usaha kursus desain grafis.

Melanie melihat para siswa nya kesulitan dalam mempelajari Adobe Photoshop, dan disini jiwa bisnis Melanie melihat peluang untuk membuat platform desain grafis tanpa memerlukan pengalaman yang dapat digunakan oleh semua kalangan.

Saat itu, Melanie dengan yang saat ini menjadi suaminya, Cliff Obrecht, menciptakan aplikasi online khusus untuk membuat buku tahunan dengan fungsi drag-and-drop, bernama Fusion Books. Yang dalam waktu 5 tahun, Fusion Book menjadi perusahaan buku tahunan terbesar di Australia.

Fusion Books adalah titik awal dari Canva dengan konsep memasyarakatkan desain grafis.

Dan pada tahun 2011, Melanie dan Cliff, menawarkan konsep Canva pada seorang investor terkemuka, Bill Tai, yang kemudian memperkenalkan Melanie dan Cliff dengan salah satu pendiri Google Maps, Lars Rasmussen. Namun, pertemuan-pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil pendanaan.

Namun, Melanie dan Cliff tidak patah semangat, mereka terus mencari investor yang mau bergabung dengan Canva.

Lalu setelah mantan karyawan Google dengan keahlian dalam bidang teknologi, Cameron Adams bergabung dan meninvestasikan dana, tak lama, Canva pun mendapatkan banyak investor yang menjadikannya sebagai perusahaan startup dengan pertumbuhan tercepat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Meidy Achmad Harish

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Abbas bin Firnas Seorang Ilmuwan Penemu Pesawat Terbang!

Selasa, 27 Februari 2024 | 09:05 WIB

Terpopuler

X