Bingkai Nasional - Habib Husein Ja'far Al-Hadar adalah sosok habib milenial yang Mempelopori Pemuda Tersesat dan Berbeda tapi Bersama.
Belakangan ini beliau sedang trending di setiap hampir konten youtube karena pemikirannya melahirkan cinta dan memberi wawasan baru yang membuat pola pikir kita menjadi lebih terbuka.
Karena hal inilah beliau diundang menjadi narasumber di setiap konten youtube tak terkecuali walaupun beda keyakinan.
Beliau mengatakan Walaupun kita beda dalam keyakinan tetapi kita sama dalam masalah kebangsaan.
Habib Husein Ja'far dengan tujuan dakwahnya adalah para pemuda, kemudian berdakwah di tempat tempat tongkrongan, cafe, dll, yang mayoritas tempat anak muda suka kumpul.
Dengan pemikiran yang luas dan ahlaknya yang baik menjadikan dakwahnya banyak diminati dan tidak pernah menyinggung orang lain walaupun beda keyakinan.
Alasan lain kenapa beliau berdakwah di tempat tempat yang agak extream karena banyak pertanyaan yang sebenarnya penting dan perlu tetapi tidak mungkin ditanyakan di masjid karena pasti dianggap bercanda.
Baca Juga: Peran Penting Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun
Salah satu contoh pertanyaan yang pernah ditanyakan kepada beliau "Jika nanti pahala dan dosa kita seimbang apakah akan ada extratime diakhirat??"
Pertanyaan seperti ini jika ditanyakan di masjid pasti akan dianggap bercanda padahal sebenarnya ini memang ada penjelasannya dalam al-Qur'an.
Bahwa jika Pahala dan dosa kita seimbang nanti di akhirat kita akan masuk ke surga dengan menunggu semua penghuni masuk terlebih dahulu kedalam surga, kata beliau Habib ja'far.
Selain itu dia juga mengatakan bahwa kita masuk surga itu bukan karena amal kita melainkan dari rahmat Tuhan yang maha cinta.
Karena mana mungkin amal yang kita kerjakan di dunia hanya 60 sampai 100 tahun paling mentok, dapat menukar dengan syurga yg kita akan selama lamanya di sana.
Habib Husein ja'far juga mengatakan, Orang yang membeli buku dan tidak membacanya tidak sepenuhnya salah, karena siapa tahu nanti anak keturunannya yang akan membacanya.
Persis seperti beliau yang hidupnya setiap hari melihat buku, dengan inilah beliau mulai dari mengumpulkan buku yang warnanya sama kemudian membaca sinopsisnya dan kemudian jatuh cinta kepada buku.
Artikel Terkait
Jalaluddin Rumi: Quotes Cinta-Nya Yang Dalam
Zainab Binti Ali: Panglima Perang (Singa Wanita Dari Karbala)
Belajar Produktif Menulis dari Sosok Ibnu Qayyim
Idola Baru, Profil Sosok Juara 2 Adzan Internasional Di Arab Saudi: Ustadz Dhiyauddin
Ibnu Arabi dan Pemikirannya Tentang Tuhan
Al-Ghazali: Pemikirannya Tentang Pendidikan