Bingkai Nasional – Father Hunger, sebuah kondisi tekanan emosional yang dialami seseorang di sepanjang hidupnya.

Kondisi tersebut dikarenakan figur seorang ayah tidak hadir dalam pertumbuhan emosional sang anak.

Di masyarakat pada umumnya biasanya father hunger lebih dikenal sebagai ‘defisit ayah’.

Bersumber dari PsychologyToday.com, anak-anak yang tumbuh tanpa figur seorang ayah akan mengalami beberapa hal terkait kesehatan mental.

Terlampir dalam laporan UNICEF tahun 2007, mengenai kesejahteraan anak-anak di negara-negara maju secara ekonomi, beberapa anak yang berasal dari AS, Kanada, dan inggris memiliki peringkat sangat rendah perihal kesejahteraan sosial dan emosional.

Faktor yang paling banyak menyebabkan kondisi tersebut adalah ketidakhadiran sang ayah dalam kehidupan keseharian anak-anak.

Kebanyakan penyebab bari ketidakhadirannya figur seorang ayah biasanya bersumber dari dua hal, yaitu perceraian orangtua dan melahirkan anak diluar nikah.

Baca Juga: Apa itu Self Sabotage? Yang Membuat Diri Tidak Berkembang

Tidak sedikit kasus mengenai ayah secara tidak sengaja diturunkan dalam pengadilan keluarga sebagai ‘orangtua pembantu’ dari pada memerankan sebagai ‘pengasuh aktif’.

Kebiasaan tersebut sudah tertanam jauh di benak masyarakat luas, sebuah kultur mengenai tanggung jawab membesarkan sang anak akan diserahkan secara keseluruhan kepada sang ibu, karena kebanyakan ‘ayah’ tidak puas jika memainkan peran sekunder sebagai orangtua.

Sangat sedikit peran ayah saat ini tertarik untuk mengalami kegembiraan dan tantangan membesarkan anak secara aktif, jarang dari mereka menganggap peran orangtua sebagai ayah yang aktif dan terlibat sebagai komponen inti dari identitas sejati mereka sebagai orangtua.

Beberapa dampak yang timbul bagi anak yang sejak masa pertumbuhan dini mengalami father hunger, diantaranya:

Tunawisma

Dari penelitian, hampir 90% tunawisma berasal dari anak-anak yang melarikan diri dari rumah dikarenakan kurangnya peran sang ayah di lingkungan rumahnya.