Fakta ini menegaskan bahwa ketinggian bukan satu-satunya faktor penentu tingkat bahaya.
Baca Juga: Masyarakat Indonesia Masih Banyak yang Ragu, Padahal Imunisasi Jadi Hadiah Terbaik untuk Anak
Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai
Setelah bayi terjatuh, orang tua perlu mencermati perubahan perilaku atau kondisi fisik yang mencurigakan.
Beberapa tanda yang perlu mendapat perhatian medis segera antara lain muntah berulang, kejang, bayi tampak lesu atau tidak responsif, serta hilang kesadaran walau sesaat.
Gejala-gejala ini bisa menandakan adanya cedera otak atau trauma dalam yang tidak terlihat secara kasat mata.
Baca Juga: Cuma Rutin Minum Segelas Air Putih? Tubuhmu Bisa Alami Banyak Hal Mengejutkan Ini
Langkah Pencegahan yang Efektif
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. WHO dan CDC menyarankan berbagai langkah pencegahan seperti memasang pelindung di tempat tidur bayi, memastikan permukaan lantai tidak licin, serta menghindari meninggalkan bayi tanpa pengawasan di tempat tinggi.
Selain itu, penggunaan alat seperti baby walker juga sebaiknya dipertimbangkan ulang karena meningkatkan risiko bayi terjatuh dari tangga atau menabrak benda keras.
“Tidak ada pengganti untuk pengawasan langsung,” tutur dr. Fadli.
“Satu detik kelengahan bisa menyebabkan trauma yang berdampak seumur hidup.” imbuhnya.***
Artikel Terkait
Cuma Rutin Minum Segelas Air Putih? Tubuhmu Bisa Alami Banyak Hal Mengejutkan Ini
Masyarakat Indonesia Masih Banyak yang Ragu, Padahal Imunisasi Jadi Hadiah Terbaik untuk Anak
Perencanaan Keluarga yang Matang Penting untuk Kesehatan Ibu dan Anak
Mengenal Mindfulness, Konsep Menemukan Kebahagiaan Sejati
Kupas Tuntas Seputar Bayi dengan Kelahiran Premtur, Mengapa Bisa Terjadi?