Bingkai Nasional – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Jawa Timur (Jatim) selama periode 7-13 Februari 2024.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor.
"Cuaca ekstrem saat puncak musim hujan ini berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir, angin kencang dan juga puting beliung," ujarnya.
Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem Di Sekitar Kita Pada Awal Tahun 2024!
Wilayah yang berpotensi terdampak:
- Banjir: Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Pacitan.
- Angin kencang: Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Pacitan.
- Tanah longsor: Malang, Batu, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo.
"Selain itu cuaca ekstrem juga berpotensi terjadi di Sumenep, Kota Surabaya, Trenggalek, Tuban, Kediri, Mojokerto, Probolinggo, Pasuruan, Banyuwangi, Blitar, Jember, Lumajang, Malang, Ngawi, Ponorogo, Situbondo, Tulungagung, Kota Blitar, dan Kota Mojokerto," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan.
Wilayah Jawa Timur saat ini telah memasuki puncak musim hujan. Hal ini ditandai dengan beberapa faktor, di antaranya:
- Suhu muka laut di perairan Jawa Timur yang hangat: Suhu hangat ini meningkatkan pasokan uap air di atmosfer, yang merupakan bahan baku utama pembentukan awan hujan.
- Kelembapan udara yang tinggi: Kelembapan udara yang tinggi, baik di lapisan bawah maupun atas atmosfer, mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang masif. Awan-awan ini berpotensi menghasilkan hujan lebat.
- Daerah konvergensi: Adanya daerah konvergensi atau pertemuan massa udara, seperti di Jawa Timur, dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.
- Gangguan gelombang atmosfer Kelvin: Gangguan gelombang atmosfer Kelvin dapat membawa massa udara basah dan meningkatkan potensi hujan lebat di wilayah Jawa Timur.
"Selain itu, kelembapan udara yang tinggi mulai lapisan bawah hingga atas mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang masif, serta adanya daerah konvergensi atau pertemuan massa udara dan gangguan gelombang atmosfer Kelvin mendukung terbentuknya daerah pumpunan awan hujan di wilayah Jawa Timur," ucap Taufiq Hermawan.
Kondisi-kondisi tersebut di atas meningkatkan potensi terjadinya cuaca ekstrem di Jawa Timur.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan instansi terkait untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur selama sepekan ke depan.
Baca Juga: Peringatan Cuaca di Jawa Barat: Potensi Hujan Lebat dan Hujan Ringan di Beberapa Kota di Jawa Barat
Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang.
"Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui laman https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar, dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 - 3 jam ke depan yang selalu kami bagikan melalui laman https://stametjuanda.bmkg.go.id dan media sosial @infobmkgjuanda, saluran telepon 24 jam (031) 8668989 dan WhatsApp: 0895800300011," katanya.***
(Nur Khofifa)
Artikel Terkait
Cuaca Panas Ekstrim Berdampak Terjadi Kebakaran pada Kendaraan Mobil
BMKG Peringatkan Cuaca Jakarta pada 13 Mei 2023 Hujan Petir dan Angin Kencang
NASA Meng-Klaim Bahwa Seluruh Dunia Tahun 2023 Dilanda Cuaca Paling Panas
Hati-hati untuk Kelompok Ini, Sangat Rentan Kena Dampak Buruk Cuaca Panas
BMKG: Prakiraan Cuaca Hari Ini, 21 Oktober 2023 Beberapa Kota Di Indonesia