Bingkai Nasional - Ibnu Miskawaih, nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Ya’qub bin Miskawaih.
Dia seorang pemikir Islam, atau lebih mudahnya mengenalnya dengan tokoh filsafat Islam.
Lahir Ibnu Miskawaih di Rayy (Tehheran, ibu kota Iran) bertepatan di tahun 320 Hijriyah, atau 932 Masehi.
Ibnu Miskawaih ini hidup pada masa dinasti Buwaihi di kota Baghdad. Di mana pada waktu itu sebagian besar rata-rata bermahdzab Syi’ah.
Kita harus mengenal Ibnu Miskawaih, karena dia adalah seorang cendekiawan Muslim, terkhusus pada bidang filsafat akhlak.
Ibnu Miskawaih semasa hidupnya belajar tentang sejarah dan juga filsafat, dia juga pernah menjadi pustakawan, di mana pada masa itu dia banyak menuntut ilmu dan bersyukurnya dia juga bisa memperoleh pergaulan yang baik dan positif dari kaum elit.
Perlu diketahui, selain dia terjun dibidang filsafat, sejarah, Ibnu Miskawaih juga berjuang dan mengenyam ilmu lain, seperti ilmu kedokteran, ilmu Bahasa dan sastra.
Baca Juga: Biografi Al-Kindi dan Pandangannya Tentang Filsafat
Pemikiran Ibnu Miskawaih ini tidak terlepas dari para pendahulunya, sehingga bisa dikatakan pemikiran dari Ibnu Miskawaih dipengaruhi oleh pendahulunya.
Ibnu Miskawaih mempunyai banyak karya, bisa dikatakan dia adalah cendekiawan Islam yang cukup produktif.
Banyak karya seperti, Tajarih Al-Umam, Ta’qub Al-Himam, Thabarat Al-Nafs, Adab Al-‘Arab wa Al-Fisr dan lain sebagainya yang masih banyak lagi.
Selain kita harus mengenal profil Ibnu Miskawaih, selanjutnya kita fokuskan sedikit ke pemikirannya tentang Akhlak.
Sebelum masuk ke pembahasan akhlak menurut Ibnu Miskawaih, kita perlu mengetahui, bahwa pentingnya akhlak di zaman dulu bahkan harus digunakan sampai zaman sekarang dan yang akan datang.
Karena, akhlak itu menggambarkan sedikit dari diri seseorang itu baik apa tidak.
Akhlak menurut Ibnu Miskawaih adalah sebuah “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukansuatu perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dahulu”, sedikit didorong oleh pengertian Imam Al-Ghazali, bahwa ia menggambarkan akhlak itu “suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu”
Artikel Terkait
Biodata Fatimah Zahratunnisa, Penyanyi Yang Viral Karena Ditagih Pajak Oleh Bea Cukai
Mengenal Ibnu Sina dan Pengembagan Sains Di Bidang Fisika
Biografi Ibnu Sina: Bapak Kedokteran Dunia
Cinta Ala Ibnu Arabi