BINGKAI NASIONAL - Mencuat keluhan beberapa sekolah swasta di Jawa Barat mengalami penurunan jumlah siswa baru di tahun ajaran 2025/2026.
Berkurangnya peminat siswa masuk ke sekolah swasta ini menyusul adanya kebjakan penambahan rombel di sekolah negeri hingga 50 siswa per kelas.
Terbaru ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman angkat bicara menanggapi keluhan tersebut.
Baca Juga: SD di Kudus Ini Menunjukkan Aktivitas Belajar Tak Biasa, Hanya Ada 1 Siswa yang Berada di Kelas
Pertama, Herman meluruskan bahwa kebijakan 50 siswa per kelas itu adalah angka maksimal bukan angka tetap.
"Bukan 50 ya, tapi sampai dengan 50 karena faktanya ada yang satu kelasnya 38 siswa, 40 siswa sampai dengan 50 siswa," ujar Herman pada Rabu, 16 Juli 2025.
Herman juga menjelaskan di balik munculnya kebijakan ini berdasarkan kehawatiran Pemprov Jabar terkait potensi ratusan ribu anak putus sekolah.
Baca Juga: Fikri Faqih Apresiasi Anak Petani Brebes Lolos Empat Universitas Top di Amerika Serikat
Ia juga mengklaim bahwa kebijakan baru ini berhasil menolong ribuan anak di Jawa Barat agar bisa melanjutkan pendidikan.
Kendati demikian Sekda Jabar juga menyebut peluang sekolah swasta menambah siswa baru masih terbuka lebar.
"Nah, dengan program pencegahan anak putus sekolah ini kurang lebih ada 43 ribu yang bisa kita tolong, itu kan luar biasa. Tapi ruang untuk partisipasi swasta itu masih terbuka," imbuhnya.
Agar sekolah swasta masih bisa menambah siswa baru Herman menyebut pendaftaran peserta didik baru masih dibolehkan meski sudah masuk masa MPLS dan proses belajar mengajar.***