BINGKAI NASIONAL - Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto menyoroti soal ketimpangan ekonomi dan kelangkaan minyak.
Akan tetapi ada yang tidak biasa diusulkan oleh Prabowo, yakni meminta agar kampus-kampus membuka jurusan 'serakahnomics'.
Hal demikian diungkapkan Prabowo saat memberikan sambutannya di Perayaan Hari Lahir (Harlah) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta pada Rabu, 23 Juli 2025.
Baca Juga: Kebijakan Tarif AS Salahi Prinsip Multilateral, Banggar Minta Bubarkan Saja!
"Bukan mazhab neolib atau pasar bebas, atau capital, ini mazhab serakahnomics," ujar Prabowo dalam pidatonya.
"Tolong kawan-kawan kita yang di universitas-universitas itu yang pintar-pintar tolong buka bidang studi serakahnomics," lanjutnya.
Lebih lanjut Prabowo menyinggung terkait Pasal 33 UUD 1945 yang mengandung prinsip-prinsip menjaga kedaulatan dan kesejahteraan negara.
Baca Juga: Irish Bella Ikut Tren Day One, Ungkap Chat Pertama Haldy yang Langsung Tunjukkan Keseriusan
Prabowo menegaskan bahwa tujuan dalam bernegara seharusnya mampu menjamin rakyatnya hidup aman dan sejahtera.
"Kalau rakyat tidak punya rumah, lapar, anak-anak gizi buruk, pengangguran tinggi, itu bukan tujuan bernegara," tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyinggung ayat 1 Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”.
Baca Juga: Sama dengan Indonesia, Filipina Capai Kesepakatan Tarif Impor 19 Persen dengan AS
Menurutnya, asas ini jauh berbeda dengan pendekatan ekonomi neoliberal yang hanya mengandalkan efek "trickle down" atau menetesnya kekayaan dari orang kaya ke masyarakat luas.
"Kenyataannya menetesnya lama banget, menetesnya 200 tahun, sudah mati kita semua itu. Jadi itu enggak benar, enggak benar, tidak akan netes ke bawah," ujarnya dengan nada kritik.
Artikel Terkait
151 KKMP se-Kota Bandung Resmi Diluncurkan, Farhan: Bukan Sekedar Simpan Pinjam Biasa!
Kementerian BUMN Dorong Revolusi Komunikasi Digital Lewat AI dan Peran Karyawan sebagai Duta Perusahaan
Bupati Gunung Kidul Sentil Penerima Bansos yang Masih Utamakan Beli Rokok dan Skincare
Sama dengan Indonesia, Filipina Capai Kesepakatan Tarif Impor 19 Persen dengan AS
Kebijakan Tarif AS Salahi Prinsip Multilateral, Banggar Minta Bubarkan Saja!