Bingkai Nasional - Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumatera Utara (Sumut), Arif Mandu, menyatakan bahwa beras saset bisa menjadi alternatif yang efektif di tengah meningkatnya harga beras saat ini.
Pada Sabtu, Arif mengungkapkan pertimbangannya, yang salah satunya adalah karena harganya yang lebih terjangkau.
Menurutnya, langkah Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, untuk menggulirkan kembali kebijakan beras saset adalah langkah yang wajar.
Beras saset sebelumnya pernah diproduksi oleh Perum Bulog pada tahun 2018, beberapa bulan setelah Budi Waseso menjabat sebagai Direktur Utama.
Baca Juga: Daftar 10 Negara Dengan Harga Beras Termahal di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Beras ini dikemas dalam bungkus plastik seberat 200 gram dan dijual dengan harga Rp2.500 per saset.
Meskipun awalnya memiliki potensi, produksi beras saset tersebut terhenti karena permintaan yang rendah.
Arif menjelaskan bahwa keluarga biasanya tidak membeli beras saset karena tidak mencukupi porsi untuk konsumsi keluarga.
Namun, ia menilai bahwa beras saset ini sebenarnya ideal untuk mahasiswa yang tinggal kos atau buruh yang hidup sendiri.
Arif menegaskan bahwa jika Perum Bulog memutuskan untuk memproduksi kembali beras saset, Bulog Sumut siap menjualnya di wilayah mereka.
Hal ini diharapkan dapat memberikan opsi lebih terjangkau bagi masyarakat yang saat ini merasakan dampak dari tingginya harga beras di Sumut.
Dilansir dari Antara, harga rata-rata beras premium maupun medium di Sumut masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET).
Baca Juga: Harga Beras Resmi Naik, Cek Faktanya!
Dalam seminggu terakhir (18-25 November 2023), harga rata-rata beras medium di Sumut berkisar antara Rp13.500 hingga Rp13.610 per kilogram, sedangkan HETnya Rp11.500 per kilogram.
Sementara itu, harga rata-rata beras premium di Sumut mencapai Rp14.580-Rp14.700 per kilogram, melebihi HET sebesar Rp14.400 per kilogram.