Pimpinan Ponpes di Lombok Timur Lampiaskan Nafsu ke Sejumlah Santri Dua Kali Seminggu, Modus Masuk Surga

photo author
- Selasa, 9 Mei 2023 | 07:30 WIB
Ilustrasi santriwati di Lombok Timur diperkosa pimpinan ponpes (PIXABAY)
Ilustrasi santriwati di Lombok Timur diperkosa pimpinan ponpes (PIXABAY)

Bingkai Nasional - Pada Sabtu (6/5/2023), Kasat Reskrim Polres Lombok Timur AKP Hilmi Manosson Prayogo mengumumkan bahwa seorang pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, berinisial LMI (40) telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pemerkosaan sejumlah santriwati.

Modus operandi LMI, pimpinan ponpes di Lombok Timur, adalah memperkosa para santriwati dengan iming-iming surga dan ancaman bahwa korban akan masuk neraka bersama keluarga jika tidak menurutinya.

Bahkan, LMI juga mengajak korban menonton film dewasa sebelum melakukan tindak kejahatannya.

Dilaporkan bahwa LMI sudah melakukan aksinya sejak 2022 hingga Maret 2023.

Namun, baru dua santriwati yang melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Keluarga korban mengungkapkan bahwa rata-rata korban dirudapaksa sebanyak dua kali dalam seminggu.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap! Ayah Perkosa Anak Tiri Selama 7 Tahun Hingga Hamil, Pelaku Melarikan Diri

Hal ini diketahui setelah korban menceritakan pengalaman yang dialaminya selama mondok di ponpes tersebut.

LMI memaksa korban untuk menonton film dewasa dalam satu ruangan besar, sementara dirinya sendiri memperhatikan korban yang sedang menyaksikan film tersebut.

Dalam praktiknya, LMI memiliki sejumlah ajudan untuk menggaet para santriwati dan mereka diharuskan mendapatkan santriwati minimal dua untuk diasramakan di ponpes tersebut.

LMI menggunakan modus ini untuk menggaet calon korban dengan alasan dapat diterima di yayasannya setelah memberikan surat kepada keluarga calon santriwati.

Situasi dan kondisi di ponpes tersebut tertutup, dan tidak sembarang orang bisa masuk.

Warga sekitar bahkan mengira bangunan itu hanya sebagai rumah singgah, asrama, atau lokasi untuk menampung para santri dan santriwati dari luar daerah.

Santri kebanyakan berasal dari luar daerah dan belajar di tempat lain.

Mereka kembali ke asrama setelahnya untuk mengaji di sore hari. Para santriwati di ponpes tersebut tidak nampak melakukan aktivitas belajar mengajar pada umumnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Meidy Achmad Harish

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X