Bingkai Nasional - Dalam beberapa tahun terakhir, kejadian pemasangan jaring besi di atas kuburan putri di Pakistan menjadi sorotan publik.

Banyak keluarga yang terpaksa melakukan tindakan ini untuk melindungi kemurnian tubuh putri mereka dari serangan seksual yang meningkat di Pakistan.

Setiap dua jam, rata-rata terjadi satu kasus pemerkosaan di Pakistan, sehingga menciptakan masyarakat yang sangat tertekan secara seksual.

Hal ini disampaikan oleh Harris Sultan, seorang aktivis sosial dan penulis buku 'The Curse of God, Why I Left Islam'.

Dia juga menambahkan bahwa para orang tua harus mengunci kuburan putri mereka untuk mencegah jasad mereka diperkosa oleh para predator seksual.

Bukan hanya bagi mereka yang masih hidup, kejahatan seksual di Pakistan juga menimpa para perempuan dan anak kecil yang sudah meninggal.

Dalam beberapa kasus, pemerkosaan terjadi pada jenazah wanita yang telah dimakamkan.

Baca Juga: Ledakan di Masjid Pakistan, Puluhan Orang Tewas, Ratusan Orang Luka-Luka

Pada tahun 2011, seorang penjaga makam di utara Nazimada, Karachi, Pakistan, ditangkap setelah memperkosa sebanyak 48 jenazah wanita.

Pada tahun 2013, jenazah seorang perempuan ditemukan keluar dari kuburannya di Kota Gujranwala, diduga telah menjadi korban pelecehan seksual.

Kasus seperti ini terus terjadi di Pakistan, seperti kasus di Desa Chak Kamala, Kota Gujrat, pada tahun 2022, di mana seorang pria menggali tubuh seorang gadis remaja dan memperkosanya hanya beberapa jam setelah ia dimakamkan.

Kasus pemerkosaan yang terjadi di Pakistan semakin meningkat dan mengkhawatirkan masyarakat.

Banyak keluarga yang terpaksa melakukan tindakan ekstrem seperti pemasangan jaring besi di atas kuburan putri mereka untuk mencegah serangan seksual terhadap jenazah.

Para orang tua sangat khawatir dengan kemungkinan para predator seksual untuk memuaskan hasrat mereka dengan tubuh putri mereka.

Hal ini terlihat dari kasus-kasus pemerkosaan terhadap jenazah perempuan yang terus terjadi di Pakistan.***

(Silvi Ana Dewi)