Bingkai Nasional - Milisi Houthi Yaman kembali menyerang kapal perang Amerika Serikat (AS) di Laut Merah pada Rabu (31/1).
Serangan ini merupakan yang kedua kalinya dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Menurut militer AS, serangan tersebut dilakukan oleh milisi Houthi dengan menggunakan rudal jelajah anti-kapal.
Baca Juga: Xi Jinping Tidak Takut Meski Joe Biden Blokir China di Amerika
Rudal tersebut menghantam kapal perusak USS Gravely yang sedang berpatroli di Laut Merah.
Serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan serius pada kapal USS Gravely.
Namun, serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan antara AS dan milisi Houthi.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan tindakan membela diri.
Ia mengatakan bahwa AS telah mendukung perang di Palestina, yang telah menyebabkan terjadinya krisis kemanusiaan.
Serangan ini juga mendapat kecaman dari pemerintah AS.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.
Baca Juga: Susan B. Anthony: Pionir Gerakan Hak Pilih Perempuan di Amerika Serikat
Ia juga mendesak milisi Houthi untuk menghentikan serangan-serangan tersebut.
Serangan-serangan Houthi di Laut Merah telah mengancam keamanan jalur pelayaran internasional.
Artikel Terkait
Akibat Perang Hamas Vs Israel, Presiden Jokowi Mewanti-Wanti Akan Dampak Kenaikan BBM Pertalite
Perang Jalur Gaza: Pasukan Israel Akui Lakukan Serangan Darat Terbatas
Misteri dan Fakta Menarik tentang Masjid Al-Aqsa, Hingga Jadi Salah Satu Sebab Perang Palestina-Israel
Rahasia Tingginya Angka Kelahiran Saat Masa Perang: Penjelasan Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fenomena Ini
Donald Trump Mengingatkan Potensi Perang Dunia III Pasca Serangan di Yordania