Bingkai Nasional - Ledakan kembali terjadi di sebuah masjid di Pakistan pada 30 Januari 2023, saat sedang shalat Ashar.

Setelah pada Maret lalu ledakan terjadi di Masjid Syiah, kali ini ledakan terjadi di sebuah masjid di sebelah barat laut, Pakistan.

Belum ada kelompok yang mengklaim atas serangan yang diduga menargetkan para polisi ini, namun berdasarkan laporan dari bellinghamherald, kekerasan meningkat di Pakistan setelah Taliban merebut kekuasaan di Afghanishtan.

Baca Juga: Jadi Korban Bom Bunuh Diri Bandung, Aipda Sofyan Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Dan atas kejadian serangan bom ini, setidaknya 47 orang meninggal dunia, dan 100 lainnya alami luka serius.

Gubernur Provinsi Khyber Pakhtunkhwa Ghulam Ali mengatakan bahwa serangan ini adalah yang terburuk dalam 11 bulan terakhir.

“Ini insiden yang tidak menguntungkan,” kata Ali kepada wartawan.

Menurut Pakistan Institute for Conflict and Security Studies yang berbasis di Islamabad, kekerasan militan melonjak 22% pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021.

Sementara itu, Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan bahwa serangan ini terjadi karena ingin membuat ketakutan di tengah-tengah masyarakat.

"Teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menargetkan mereka yang melakukan tugas membela Pakistan," kata Shehbaz Sharif.

Shehbaz Sharif juga mengatakan bahwa serangan terbaru di negaranya tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam.

"Ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Seluruh bangsa berdiri bersatu melawan ancaman terorisme," tegasnya.

Baca Juga: Diduga Pelaku Bom Bunuh Diri Bandung Ternyata Baru Keluar Nusakambangan 1 Tahun Lalu

Berdasarkan laporan dari saksi, seorang pria meledakkan dirinya di masjid saat sedang shalat Ashar berjamaah di mana terdapat para polisi di dalamnya.

Dari video yang beredar di media sosial terlihat bagaimana orang-orang berusaha untuk melarikan diri setelah ada ledakan, dan terlihat bagaimana kondisi tembok masjid yang ambruk yang kemudian menimpa para jemaah.