Bingkai Nasional - Legalisasi ganja untuk kebutuhan medis sedang hangat diperbincangkan di Indonesia.
Legalisasi ganja untuk kebutuhan medis kembali mencuat setelah adanya aksi seorang ibu membawa poster bertuliskan membutuhkan ganja medis untuk anaknya yang sedang sakit, pada acara car free day di Jakarta hari Minggu 26 Juni 2022 lalu.
Aksi seorang ibu yang secara tidak langsung meminta ganja dilegalkan untuk kebutuhan medis tersebut membuat Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta fatwa kepada MUI tentang diperbolehkannya penggunaan ganja untuk kebutuhan medis.
Namun, tidak sedikit yang menolak jika ganja dilegalkan untuk medis karena masalah efek samping jangka panjangnya.
Dilansir dari hellosehat, efek samping dari penggunaan ganja jangka panjang adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Terjadi Pelecehan Di Dalam Angkot, Pelaku Diam Dan Memasang Wajah Tanpa Dosa
1. Peningkatan Detak Jantung
Menkonsumsi ganja akan membuat detak jantung meningkat dengan cepat.
Ganja dapat meningkatkan detak jantung hingga 20 - 50 kali lebih banyak per menitnya. Peningkatan detak jantung ini bisa lebih tinggi jika mengkonsumsi ganja bersamaan dengan obat-obatan lain.
Akibat dari meningkatnya detak jantung, akan menyebabkan gangguan irama jantung dan menimbulkan penyakit jantung di kemudian hari.
Faktanya, mereka yang mengkonsumsi ganja beresiko lebih tinggi mengalami serangan jantung.
2. Perubahan Struktur Otak
Bahan aktif dalam ganja, delta-9 tetrahydrocannabinol atau THC, bekerja pada reseptor kanabinoid di sel-sel saraf dan memengaruhi aktivitas sel-sel tersebut.
Bahan aktif tersebut dapat mengakibatkan penggunanya mengalami delusi, rusaknya daya ingat, dan disorientasi.
Artikel Terkait
Bukan Hanya Menahan Lapar, Ini Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
Dengan Alasan Untuk Pengobatan, Pria di Bandung Tanam Ganja Di Rumahnya Dan Dijual Secara Online
Buta Warna Parsial, Kenali Penyebabnya
Pengertian, Penyebab, Dan Gejala Dari Ramsay Hunt Syndrome
Akan Dilegalkan Untuk Medis, Bagaimana Hukum Ganja Untuk Obat Dalam Islam