news

Desak KDM Cabut Larangan Study Tour, Ribuan Pekerja Wisata Geruduk Gedung Sate

Senin, 21 Juli 2025 | 14:37 WIB
Pantauan situasi aksi para pekerja pariwisata Jawa Barat di depan Gedung Sate, Senin, 21 Juli 2025

BINGKAI NASIONAL - Ribuan pekerja sector pariwisata dari berbagai wilayah di Jawa Barat geruduk Gedung Sate, Kota Bandung pada hari ini, Senin 21 Juli 2025.

Demonstrasi dengan tajuk "Aksi 21725" ini mendesak agar Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mencabut larangan study tour.

Larangan study tour bagi sekolah itu tercantum sebagai poin dalam Surat Edaran 45/PK.03.03/KESRA per tanggal 6 Mei 2025 lalu.

Baca Juga: Pengemudi Ojek Online Ditemukan Tidak Bernyawa di Dalam Selokan

Ratusan bus membawa massa sudah berdatangan di depan Gedung Sate sejak dini hari dan aksi berlanjut hingga siang ini.

Para peserta aksi, yang tergabung dalam berbagai manajemen tur dan travel, menyuarakan keprihatinan mendalam atas kebijakan yang mereka seanggap "keblinger" dan berdampak serius pada ekonomi ribuan orang, mulai dari sopir, pemandu wisata, event organizer (EO), hingga pelaku UMKM.

"Larangan ini mematikan mata rantai penghidupan kami. Bukan hanya soal jalan-jalan, tapi tentang edukasi dan perputaran ekonomi yang besar," ujar salah seorang peserta aksi.

Baca Juga: KDM Siap Diperiksa Terkait Insiden di Pernikahan Putra Sulungnya, Minta Dilakukan Secara Transparan

Dengan semangat tinggi, massa melantangkan tuntutan melalui orasi, spanduk, dan bunyi klakson "telolet" dari puluhan bus, sembari tetap menjaga ketertiban dan menyerukan agar tidak terprovokasi.

Kekecewaan massa memuncak setelah beredar informasi bahwa Gubernur Dedi Mulyadi tidak hadir di lokasi aksi, melainkan tengah menghadiri acara peluncuran Koperasi Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah. "Kalau tidak datang hari ini, maka kami akan susun aksi lanjutan yang lebih besar dan terorganisir. Jangan remehkan suara rakyat," tegas salah satu peserta.

Meskipun sejumlah perwakilan massa sempat diundang untuk audiensi di dalam Gedung Sate, banyak peserta aksi menolak pembubaran aksi hanya karena pertemuan dengan "perwakilan." Mereka menuntut keputusan resmi untuk mencabut larangan tersebut.

Baca Juga: Kisah Pilu Al Waleed, 'Pangeran Tidur' Arab Saudi yang Kini Terbangun di Keabadian

"Aksi ini tidak akan dihentikan sampai ada keputusan resmi untuk mencabut larangan. Kalau hanya bertemu perwakilan tanpa komitmen, kami anggap tidak ada hasil," jelas perwakilan dari zona Lembang.

Beberapa seruan untuk melakukan blokade akses masuk Bandung sempat muncul, namun segera ditenangkan oleh koordinator aksi agar tetap menjaga kondusivitas.

Halaman:

Tags

Terkini