Karena, rasa empati di tahap seperti itu kadang memberontak disaat kita hanya bisa diam mendengarkan tanpa dikasih celah untuk berbicara.
Ketiga, berusaha menghargai pendapat orang lain, walaupun kadang tidak sependapat.
Baca Juga: Bagaimana Pemikiran Nurcholish Madjid Tentang Pluralisme dan Sekularisme?
Pada poin ini sangatlah berguna jika kalian sudah bisa melakukan poin kedua. Kenapa?
Karena setiap kalian bisa berteman dari latar belakang yang berbeda-beda, atau teman yang banyak.
Tentu, sudah pasti kalian harus bisa memahami. Soalnya tiap isi kepala orang itu
berbeda-beda, tidak semua dianggap sama isinya.
Keempat, mencoba memposisikan diri di posisi orang lain. Kelima, sering ikut berpartisipasi di kegiatan sosial.
Nah, poin keempat ini juga cukup penting. Semakin kalian banyak pengalaman, tentu akan berkembang juga rasa empati di diri kalian.
Baca Juga: Dunia Modern Dengan Segala Isinya Yang Serba Instan?
Keenam, memahami emosi diri sendiri, sebelum memahami emosi diri orang lain. Kembali lagi bahwa kalau kita bisa bercermin pada kesalahan atau kelebihan diri sendiri, sudah pasti bisa memahami orang lain. Jadi, awali dari diri sendiri.
Ketujuh, meredam dan mengendalikan ego. Poin terakhir ini hampir mirip dengan poin ke enam. Soalnya berkaitan dengan mengontrol dan berkaca pada diri pribadi.
Semangat, jadilah orang yang berempati baik untuk diri sendiri, maupun untuk orang lain.
Siap turunkan ego, jangan suka menilai orang lain kalau belum bisa menilai diri sendiri!***
Artikel Terkait
Kuatkan Sikap Moderat di Tengah Perbedaan Pendapat di Era Modern
Peran Etika Komunikasi dalam Bermasyarakat di Era Global
Moderasi Beragama Sebagai Landasan Bagi Toleransi di Negara Indonesia