Pentingnya Peran Kiai Kampung di Daerah Sangatlah Berharga

Bingkai Nasional - Suatu daerah akan tetap eksis kehidupan bersosial dan beragamanya, itu atas dasar peran kiai yang kharismatik yang ada di daerah tersebut.

Peran kiai kampung sangatlah bermanfaat demi mengarahkan para masyarakatnya.

Tidak cukup di suatu daerah atau desa itu hanya ada seorang kepala desa dan perangkatnya. Tapi, keberlangsungan kehidupan di desa juga ada peran utama dari seorang kiai, yang biasa disebut sebagai kiai kampung.

Baca Juga: Sederhananya Memahami Definisi Agama dan Sains!

Terkadang, kiai yang ada di kampung-kampung itu, beliau lulusan pesantren yang besar, dan juga pesantren yang dikatakan tua dalam segi umur pondoknya.

Jadi, rasa ke ikhlasannya pun juga lebih dewasa dan terasa.

Kiai kampung banyak yang tidak terlihat di luaran, tapi beliau ini menjadi tombak keagamaan yang ada di suatu daerah tersebut.

Seperti dengan menyuarakan ajaran agama dengan baik dan ikhlas, ngimamin shalat berjamaah di Masjid dan Mushalla, dan mengajar ngaji mulai dari bawah atau dasar ke tingkatan atas yang nantinya disebut baca Al-Qur’annya sudah lancar dan benar makhorijul khurufnya.

Maka dari itu, kita harus selalu menempatkan diri masing-masing, jika bertamu atau berkunjung di suatu daerah, karena tentu di setiap daerah atau desa pastinya ada kiai kampungnya, yang biasa juga disebut modin.

Perlu juga diketahui, bahwa kiai kampung juga tidak kalah pintar dalam segi keilmuan agamanya.

Karena, tentu beliau yang menjadi kiai kampung juga pernah merasakan keindahan belajar ilmu di pondok pesantren.

Baca Juga: Mirip Dengan Islam, Agama Ini Juga Percaya Bahwa Tuhan Itu Satu

Jadi, peran pondok pesantren sangatlah diperlukan, karena dari sana kita semisal jadi santri akan dicetak menjadi seorang santri yang bertanggung jawab, dan juga bisa memimpin apa yang dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat kita.

Mengenai kiai kampung juga pastinya mempunyai sanad atau sambungan ilmu ke guru-gurunya, baik di pondok pesantren maupun sanad ke atasannya melalui gurunya, gurunya guru, dan ke atasnya lagi sampai ke ulama’ dan sampai ke Nabi Muhammad SAW.