Cinta Ala Imam Ghazali

Bingkai Nasional - Membahas sebuah makna cinta tidak akan ada habisnya.

Kenapa bisa begitu? Tentunya rasa cinta, hakikat cinta, adalah sebuah rasa yang tentunya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Begitupun wujud dari cinta itu sendiri, pastinya setiap manusia mempunyai maksud dari mewujudkan rasa cinta dengan pemikiran mereka masing-masing.

Baca Juga: Apakah Menikah karena Cinta Benar-benar Fenomena Modern?

Cinta tidak bisa dipaksakan, cinta akan tulus dengan sendirinya jika si pemilik cinta tersebut merasa nyaman dengan hadirnya cinta itu sendiri.

Maka dari itu, cinta tidak bisa kalau ada unsur pemaksaan.

Selain itu cinta juga banyak tujuannya, tidak hanya cukup cinta dengan kekasih, orang tua, tetapi cinta yang kekal hakiki adalah sebuah rasa cinta kepada Allah Swt.

Itulah cinta yang hakiki dan kekal hingga suatu saat nanti.

Pembahasan masalah cinta disini penulis fokuskan pada makna cinta dari Imam Ghazali.

Yang mana, dalam buku yang berjudul Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan karya pakar Tasawuf Haidar Bagir dijelaskan bahwa cinta menurut Imam Al-Ghazali hanya dapat dilihat dari akibat yang dihasilkannya.

Nah dari itu, terus apa saja sih cinta yang dapat dirasakan?

Baca Juga: Mengenal 16 Tipe Kepribadian MBTI dan Cara Mereka Jatuh Cinta

Pastinya menjadi sebuah tanda Tanya di benak para pembaca, karena merasakan cinta adalah hal pemikiran dari kita masing-masing bagi suatu penikmat rasa cinta itu sendiri.

Selain itu para ulama’ bersepakat bahwa cinta yang dapat dirasakan itu sebuah cinta yang meruntuhkan rasa kesombongan, cinta merupakan sebuah sumber dari adanya kekuatan, cinta itu pemusat perhatian, cinta itu melembutkan, cinta itu menghilangkan rasa pamrih, cinta mengubah dari yang bakhil menuju kedermawanan, serta mengubah dari yang suka marah-marah menjadi pemaaf.