Pola pikir kolot yang membuat pernikahan terlihat seperti kompetisi harus diubah, dan individu harus diberikan kebebasan untuk menjalani hidup mereka sesuai dengan waktu dan keputusan yang mereka rasa tepat.
Hanya dengan mengubah pandangan masyarakat secara keseluruhan, kita dapat menciptakan lingkungan di mana pernikahan menjadi sebuah perjalanan yang dijalani dengan sukacita dan kesadaran, bukan sebuah pertarungan yang tak berujung.***
(Auliya ahda Wannura)