Pilihan untuk menikah karena cinta dan kecocokan pribadi menjadi lebih penting daripada pertimbangan ekonomi atau politik.
Perkembangan teknologi, termasuk komunikasi dan transportasi, juga berkontribusi pada pergeseran ini.
Dengan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang di luar lingkungan lokal mereka, individu memiliki akses yang lebih besar untuk bertemu dan berhubungan dengan orang-orang yang mungkin menjadi pasangan hidup potensial, tanpa bergantung pada jaringan sosial lokal atau pertemuan yang diatur oleh keluarga.
Namun, meskipun kita melihat peningkatan dalam pernikahan karena cinta dalam masyarakat modern, tidak semua orang memilih pasangan hidup mereka berdasarkan alasan itu.
Bahkan dalam konteks masyarakat yang lebih maju secara ekonomi dan individualitas yang lebih tinggi, faktor-faktor seperti tradisi, nilai budaya, dan tekanan sosial masih bisa mempengaruhi keputusan pernikahan seseorang.
Selain itu, ada juga argumen bahwa konsep pernikahan karena cinta bisa dianggap sebagai fenomena yang muncul dari privilese ekonomi.
Orang yang memiliki stabilitas finansial dan otonomi lebih besar dalam keputusan mereka cenderung lebih mungkin untuk mengejar pernikahan yang didasarkan pada cinta dan kompatibilitas, sementara mereka yang menghadapi tekanan ekonomi atau sosial yang lebih besar mungkin harus mengutamakan pertimbangan praktis dalam pemilihan pasangan hidup.
Dengan demikian, meskipun menikah karena cinta telah menjadi semakin umum dalam masyarakat modern, kita harus menyadari bahwa ini adalah fenomena yang kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk perkembangan ekonomi, teknologi, nilai budaya, dan tekanan sosial.***
(Auliya ahda Wannura)
Artikel Terkait
Bagaimana Pola Pikir Kolot Membuat Pernikahan Menjadi Kompetisi?