Kenapa masih licik?
Licik itu tercela,
menang karena licik juga hina,
biasakan berbuat baik
**
“Aku gak suka sama Deri,” Ucap Ikram.
“Dia licik orangnya,” Sahid Setuju.
“Kalian yang licik, gak mengakui kekalahan,” potong Danu.
“Ah berisik. Gimana kalau kita sembunyiin sendal si Deri?” ucap Ikram.
“Setuju!” ucap Sahid.
“Aku gak ikutan, aku mau pulang.”
“Pengecut!” ucap Ikram.
“Danu emang anak mamih!”
“Kalian yang pengecut, beraninya dari belakang. Tidak mengakui kekalahan. Licik!”
Ketika Deri keluar rumah untuk membeli bumbu racik di warung, Deri heran karena sandalnya tidak ada, “Hah... kok... sendalku gak ada,”
Ibunya lalu keluar dan melihat Deri, seraya berkata, “Tadi mama dengar Ikram dan Sahid lewat sambil ketawa terus lari, apa mungkin mereka yang nyembunyiin?”
“Kemarin sih mereka nyembunyiin sendal punya Ergan, di atas genteng,”
Artikel Terkait
Cerpen: PUASA TAPI GAK SHOLAT
Cerpen: Sahabat Mulai Dari Smp Lama Kelamaan Akan Bisa Menjadi Jodoh
Cerpen: Baca Al-Kahfi Ala Pak Haji
Cerpen: HARUS BIJAKSANA
Cerpen: Yakin Pada Pertolongan Allah