Siapa yang menenun kebohongan serumit ini?
Musim seperti ini akan terulang ratusan kali
Membenturkan hati yang liar ini
Dan mencoba memotong lengan kanan venus
Kau membuat batas sungai serayu
Untukmu, aku terbiasa membuat pelanggaran
Aku membutakan semua mata karena kemarahan
Titik buntu didepan, tidak bisa menyesatkanku
Seperti hera yang mengikat zeus
Aku akan membuat simpul yang rumit
Tidak akan ada lagi pengkhianatan setelah kemaraham
Kemudian aku akan menyapu tinta terakhir
Aku mendengar ultimatum yang menggelegar
Aku masih bersembunyi dari duniaku
Tidak ada lagi rasa malu, semuanya lenyap
Kau tidak lebih dari angsa picik
Tulisan di permukaan lontar akan sirna
Ini seperti membasuh luka dengan air laut
Boneka kayu ini sedang murka
Sajam suci akan merobek keangkuhanmu
Kompromi seperti debu
Dan kemarahan seperti angin di gurun gobi
Aku menggigit kurma yang terasa pahit
Tenggorokanku tetap basah karena air mata
***
Artikel Terkait
Puisi: Pena
Puisi: Persahabatan
Puisi: Kecintaan Bapandaku
Puisi: Biarkan Cinta Mempercayaimu
Puisi: Nyanyian Panjang