Bingkai Nasional - Sejarah wayang, menurut para ahli budaya maupun pendapat dari penelitian para arkeolog di Indonesia itu sebenarnya sudah lama sekali ada, yaitu saat masih pada zaman dahulu kala, sebelum ada agama Hindu dan Budha.

Terukir dalam sejarah, saat itu, budaya wayang masih erat kaitannya dengan kepercayaan animisme yang masih dianut oleh nenek moyang bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, wayang adalah budaya asli bangsa Indonesia. 

Menurut kepercayaan Animisme, roh nenek moyang dapat digunakan untuk meminta petunjuk dan pertolongan demi kemuliaan, serta diminta untuk melindungi manusia dari penderitaan dan kesialan.

Sebaliknya, roh juga dipercaya dapat menimbulkan gangguan atau celaka bagi manusia.

Maka pada saat itu, jika ada keinginan untuk meminta bantuan kepada arwah para leluhur, akan dilakukan seperti upacara ritual selamatan, yang konon dapat mengundang, memanggil arwah para leluhur yang telah mati untuk berdoa bagi keselamatan dan kemuliaan manusia.

Upacara ritual tersebut akan diiringi dengan pertunjukan wayang kulit.

Baca Juga: Sejarah Barongsai: Tradisi Imlek Pembawa Keberuntungan

Kemudian, sekitar awal Masehi, seperti dituturkan para ahli sejarah, banyak umat Hindu yang berasal dari semenanjung India datang sebagai “pendatang” ke Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, pengaruh budaya Hindu-Buddha akhirnya diterima oleh penduduk asli Indonesia.

Selama ini, bahasa Sanskerta telah digunakan oleh para bangsawan yang kemudian mempengaruhi bahasa asli Jawa dan Bali.

Di sini kesenian wayang bersama umat Hindu dijadikan sebagai wadah untuk mengembangkan dan mengungkapkan budaya agama Hindu melalui kisah Mahabharata atau Ramayana.

Situasi demikian sejak lama menyebabkan terjadinya percampuran dan penyatuan budaya asli bangsa Indonesia dengan budaya Hindu yang berasal dari India.

Kesenian wayang yang memiliki budaya campuran menjadi alasan mengapa agama Hindu cepat menyebar, terserap dan diterima di masyarakat Indonesia.

Karena itulah banyak kaidah budaya Hindu dalam cerita wayang.