Sarung Diisi Batu, Permainan Perang Sarung Berubah Menjadi Pembantaian

photo author
- Selasa, 19 April 2022 | 00:45 WIB
Perang sarung di Pandeglang, memakan korban. (foto@ ilustrasi perang sarung)
Perang sarung di Pandeglang, memakan korban. (foto@ ilustrasi perang sarung)

Bingkai Nasional - Permainan yang seharusnya memberikan kesenangan malah berakhir dengan memakan korban hingga meninggal.

Perang sarung yang biasa dilakukan oleh anak-anak muda untuk bersenang-senang sehabis sholat tarawih, berubah menjadi pembantaian karena sarung diisi batu.

Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Kadu Cina, Desa Gunungsari, Pandeglang, Banten, pada hari Jumat, 15 April 2022.

Dan Erwin yang masih berumur 17 tahun adalah korban dari kejadian naas tersebut.

Baca Juga: Tega, Pria Paruh Baya Timbun BBM Di Rumahnya

Dilansir dari artikel kabarbanten.com yang berjudul Berniat Melerai Perang Sarung, Seorang Remaja di Kabupaten Pandeglang Tewas, awal mula terjadinya pristiwa tersebut adalah, saat itu ada 2 kelompok warga yang berasal dari Kampung Kadu Cina dan Balai Gede melakukan perang sarung dan lari ke Mesjid, saat itu Erwin yang sedang berada di dalam Mesjid bermaksud untuk melerai. Namun, Erwin malah menjadi sasaran kelompok yang tengah melakukan perang sarung.

"Di Kampung aku ada kejadian main samping-sampingan (perang sarung), nah sarungnya itu diisi batu. Karena anak-anak Kadu Cina terdesak lari ke Masjid, di Masjid dilerai oleh Erwin, eh, malah Erwin yang dipukuli menggunakan sarung yang berisi batu hingga jatuh pingsan," kata Nurlaelis, bibi (adik ibu) dari korban, kepada awak media, Senin 18 April 2022.

Dikatakan Nurlaelis, akibat peristiwa tersebut Erwin mengalami luka-luka serius dibagian kepala dan akhirnya pihak keluarga membawa Erwin ke RSUD Berkah Pandelang. Di RSUD Berkah didiagnosa mengalami pendarahan otak.

"Terus kemarin (Sabtu) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, telah didiagnosis mengalami pendarahan otak. Akhirnya harus dirujuk ke RS Sari Asih Serang serta harus dirujuk lagi ke Tangerang karena harus dioperasi," ungkapnya.

Akibat tak memiliki biaya untuk melakukan operasi di RS Tangerang, pihak keluarga kemudian membawa Erwin pulang ke rumahnya.

Namun pas sampai di rumah, pria yang diketahui siswa kelas III SMA 8 Pandeglang ini telah menghembuskan nafas terakhirnya jelang buka puasa.

Baca Juga: Siap-Siap, Bulan Ramadhan Akan Jatuh Dua Kali Di Tahun Ini

"Karena terkendala biaya (harus mengeluarkan uang Rp50 juta), akhirnya pada hari Minggu dibawa pulang, dan saat jelang magrib meninggal dunia. Erwin ini juga anak yatim, maka dari itu saya minta aparat kepolisian segera menindak tegas para pelakunya," ujarnya.

Lebih lanjut Nurlaelis menyampaikan, bahwa dirinya meminta pihak aparat kepolisian untuk segera melakukan pencegahan dan melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku, supaya kejadian itu tidak terjadi kembali serta menimbulkan korban kembali.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Meidy Achmad Harish

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X