Bingkai Nasional - Maraknya aksi boikot terhadap produk-produk luar negeri terkait isu mancanegara terkini atau merek yang terafiliasi dengan negara tersebut membuka peluang baru bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Asosiasi UMKM Indonesia, atau yang dikenal dengan nama Akumandiri, menyoroti momentum ini sebagai kesempatan emas bagi UMKM untuk bersaing dan meningkatkan penetrasi pasar.
Ketua Umum Akumandiri, Hermawati Setyorinny, menyampaikan optimisme terhadap posisi pelaku UMKM di kelas pedagang UMK. "Saya berharap bisa mengambil peluang atau momentum atas kekosongan produk sejenis yang sedang marak diboikot," ujar Hermawati Setyorinny pada Senin, 13 November 2023.
Baca Juga: Cara Merubah Ancaman TikTok Menjadi Peluang Bagi UMKM
Kondisi Pasar dan Dampak Boikot
Akumandiri, sebagai asosiasi UMKM, mengecam keras tragedi kemanusiaan yang sekarang sedang terjadi di Timur Tengah.
Namun, Hermawati Setyorinny menyadari bahwa dampak langsung dari aksi boikot terhadap produk luar negeri terkait isu tersebut di Indonesia masih terbatas.
Produk yang mayoritas terkena dampak adalah produk dengan daya beli menengah ke atas, seperti barang elektronik, produk bayi, makanan, minuman, dan sejenisnya.
Menurut Hermawati, produk-produk yang mendominasi seperti HP, makanan-minuman, perlengkapan bayi, dan lainnya, kebanyakan sudah terbeli sebelumnya.
Oleh karena itu, dampak boikot lebih terasa pada pengusaha importir atau pedagang yang menjual merk-merk tersebut.
Baca Juga: Bertujuan untuk Naik Level, UMKM Perlu 'Go Digital' agar Dapat Skor Kredit yang Akurat
Peluang untuk UMKM
Di sisi lain, Hermawati menekankan bahwa kenaikan penjualan ke pedagang UMKM masih terbatas.
Artikel Terkait
Perayaan Hari UMKM Nasional 2023 Akan Menghadirkan Model UMKM Masa Depan dari KemenKopUKM
Lagi Ramai, Adanya TikTok Shop Ancam UMKM Indonesia! Apa Benar?
Bertujuan untuk Naik Level, UMKM Perlu 'Go Digital' agar Dapat Skor Kredit yang Akurat