Bukan 'Omon-Omon' Semata, Dedi Mulyadi Bangunan Terakhir Hisbisc Fantasy Kelar Dibongkar

photo author
- Minggu, 23 Maret 2025 | 07:28 WIB
Dedi Mulyadi dan Raja Juli Antoni Kunjungi PTPN I Regional 2 dan Hisbisc Fantasy (Instagram)
Dedi Mulyadi dan Raja Juli Antoni Kunjungi PTPN I Regional 2 dan Hisbisc Fantasy (Instagram)

BINGKAINASIONAL.COM - Kelanjutan soal Hisbisc Fantasy, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni hadir saksikan pembongkaran bangunan terakhir.

Keduanya terlihat beriringan mendatangi lahan PTPN I Regional 2 dan Eks Hisbisc Fantasy di Naringgul, Puncak Cisarua, Bogor pada hari Sabtu, 22 Maret 2025.

Pada kesempatan tersebut, menurut Dedi Mulyadi dalam rangka menyaksikan pembongkaran bangunan terakhir dari Hisbisc Fantasy.

Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Bagi Pemudik Soal Gempa dan Tsunami yang Kerap Terjadi Jelang Lebaran

"Ini satu bangunan terakhir lagi yang akan dibongkar, disaksikan langsung pembongkaran bangunan terakhir oleh Menteri Kehutanan asli Sancang," ujar Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi juga menegaskan bahwa langkah tersebut bukan omongan semata, melainkan tindakan konkret untuk mengembalikan area yang rusak di Puncak Cisarua Bogor.

"Kita buktikan tidak omon-omon nanti tugasnya membantu menteri kehutanan bongkar-bongkar lagi," imbuhnya.

Baca Juga: Tempo Dapat Teror Kepala Babi-Bangkai Tikus, Kapolri Langsung Beri Intruksi ke Bareskrim

Sementara itu, melalui unggahannya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa kunjungan tersebut tidak hanya menyaksikan pembongkaran bangunan Hisbisc Fantasy saja.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Kehutanan, Pemprov Jabar, TNI, serta masyarakat sekitar turut menanam sebanyak 50 ribu bibit pohon untuk melestarikan kembali Puncak Cisarua, Bogor.

"Kawasan ini adalah hulu penting bagi DAS Ciliwung, Cisadane, dan Kali Bekasi—penopang tata air Jakarta, Jabar, hingga Banten," jelas Menteri Kehutanan.

Baca Juga: BRIN Prediksi Lebaran 2025 Bakal Digelar Serentak

Senada dengan Dedi Mulyadi, Raja Juli Antoni juga menegaskan bahwa melestarikan lingkungan ini adalah komitmen bersama sejak dini bukan menunggu bencana baru berbenah.

"Penghijauan ini harus menjadi komitmen ekologis jangka panjang. Kita tidak bisa lagi menunggu bencana datang baru bertindak," pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Mugni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X