KBRI Phnom Penh Ungkap Peningkatan Kasus WNI Bermasalah, Meningkat Hingga Tiga Kali Lipat

photo author
- Minggu, 23 Maret 2025 | 13:55 WIB
Angka Kasus WNI Bermasalah di Kamboja Meningkat (kemlu.go.id)
Angka Kasus WNI Bermasalah di Kamboja Meningkat (kemlu.go.id)

BINGKAINASIONAL.COM - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Phnom Penh mengungkap adanya peningkatan kasus warga negara Indonesia (WNI) yang bermasalah.

Menurut KBRI Phnom Penh, dari mulai Januari hingga Februari 2025 telah menangani sebanyak 841 kasus WNI bermasalah baik yang walk-in, via hotline maupun dari notifikasi aparat Kamboja.

Angka kasus WNI bermasalah di Kamboja ini sudah melebihi tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Ungkap Pola Pikir Spontan Sering Diterapkan di Negara Maju

Kebanyakan kasus tersebut yakni sekitar 75% terkait dengan keterlibatan WNI dalam penipuan daring (online scam).

Biasanya para WNI yang bekerja sebagai scammer diiming-imingi pekerjaan yang gampang, dengan kualifikasi rendah, tapi bayaran yang fantastis.

Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto menuturkan akan menindaklanjuti masalah-masalah tersebut.

Baca Juga: Demi Kesejahteraan Rakyat, Dedi Mulyadi Dorong Kepala Daerah di Jabar Lakukan Kebijakan Spontan

Ia menyampaikan bahwa KBRI akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait di Kamboja dan di Indonesia.

“Pada 2020, KBRI hanya menangani 56 kasus WNI bermasalah. Namun, pada 2024 jumlahnya meningkat drastis menjadi 3.310 kasus. Artinya, ada kenaikan lebih dari 60 kali lipat,” jelas Dubes Santo, dikutip dari laman kemlu.go.id, 23 Maret 2025.

Santo juga menerangkan bahwa angka kasus WNI bermasalah tersebut Ke depannya dimungkinkan terus meningkat. Hal demikian menurutnya seiring dengan semakin banyaknya WNI yang menetap di Kamboja.

Baca Juga: Target Tanam 23.000 Pohon Lagi di Bogor, Dedi Mulyadi: Leweungna Hejo, Rakyat Ngejo!

Maka dari itu, Santo menghimbau agar WNI lebih waspada terhadap tawaran pekerjaan di luar negeri yang tidak memerlukan skill atau kualifikasi, tapi menjanjikan gaji yang fantastis.

"If it's too good to be true, the IT IS too good to be true. Jangan terlalu mudah percaya," ungkap Dubes Santo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Mugni

Sumber: kemlu.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X