Tren Frugal Living Berpengaruh pada Penurunan Jumlah Pemudik Lebaran 2025

BINGKAINASIONAL.COM - Wakil Ketua Komisi V DPR, Syaiful Huda memprediksi turunnya jumlah pemudik di periode momen Lebaran 2025.

Hal tersebut menurutnya dipengaruhi oleh tren gaya hidup frugal living yang dianut oleh masyarakat Indonesia untuk menghadapi situasi ekonomi yang tak pasti.

Menurutnya penurunan pemudik Lebaran 2025 ini cukup signifikan, data pemudik sejauh ini mencatat hanya 146 juta jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 193 juta.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Pastikan Kelayakan Moda Transportasi Jelang Puncak Mudik Lebaran 2025

"Saya liatnya yang pertama, kalau ada potensi penurunan mudik, memang iya, dalam artian memprediksi ada penurunan cukup signifikan. Jadi, data 146 juta pemudik, itu data yang sudah mengalami penurunan dibanding tahun kemarin yang hampir 193 juta," ungkap Huda kepada awak media 26 Maret 2025.

Huda menilai bahwa peraturan WFA hanya terjadi kepada kalangan ASN dan pegawai BUMN saja yang kurang dari 30 persen saja.

"Yang kedua, WFA ini keliatanya masih di level ASN dan pegawai BUMN. Dan itu kan hanya kurang dari 30 persen dari para pemudik kita," lanjutnya.

Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Legislator Rajiv Bagi-Bagi Sembako di Bandung Jelang Lebaran

Huda juga menyoroti tentang waktu pemberian THR bagi pekerja yang kemungkinan masih ada perusahaan yang belum memberikan ke pekerja.

Hal tersebut juga bisa jadi faktor turunya jumlah pemudik Lebaran 2025 karena pekerja masih menunggu THR yang akan digunakan untuk mudik.

Terakhir menurut HUda, tren frugal living yang dianut masyarakat Indonesia baru-baru ini juga memberikan pengaruh terhadap penurunan jumlah pemudik.

Baca Juga: Catat ! 8 Tips Buka Puasa Nyaman Saat Mudik Lebaran.

Frugal living merupakan gaya hidup hemat dan bijak dalam mengelola keuangan, ia juga dapat diartikan sebagai cara berpikir panjang saat berbelanja.

Huda menilai ada kesan kewaspadaan dari masyarakat untuk menggunakan uangnya, cenderung menahan untuk belanja terkait dengan situasi ekonomi.