BINGKAINASIONAL.COM - Sejumlah pihak dari lembaga negara ikut menyoroti kasus kekerasan seksual oleh dokter spesialis anestesi di RSHS Bandung, termasuk DPR.
Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina menilai kasus kekerasan seksual oleh dokter spesialis anestesi ini sangat memprihatinkan dan menodai kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Terduga pelaku kekerasan seksual tersebut telah ditahan di Polda Jabar sejak 23 Maret 2025 lalu, diketahui identitas dokter tersebut bernama Priguna Anugerah Pratama.
Baca Juga: Publik Kini Menjurus ke Satu Dokter Kandungan di Garut, Diduga Pelaku?
Dalam kunjungan kerjanya ke Bali, Arzeti menilai bahwa kasus kekerasan seksual yang terjadi ini mencoreng kepercayaan pasien terhadap tenaga medis dan rumah sakit.
Politisi Fraksi PKB ini juga menyayangkan situasi darurat seperti yang terjadi dalam kasus kekerasan seksual itu justru dimanfaatkan oleh oknum tenaga medis untuk melakukan tindakan tidak terpuji.
Menurutnya, tidak seharusnya istilah "oknum" digunakan secara sembarangan pasalnya setiap tenaga medis yang bekerja telah melalui penjaringan dan seleksi yang ketat.
Baca Juga: Dunia Kedokteran Darurat Pelecehan Seksual, dari Kasus RSHS Bandung Hingga Dokter Kandungan di Garut
"Terlebih ini adalah dokter spesialis anestesi. Tidak semua dokter memiliki keahlian tersebut. Mereka punya wewenang khusus dalam menangani obat-obatan, bahkan memegang akses kunci ruang anestesi," ujar Arzeti, dikutip 15 April 2025.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa rumah sakit besar seperti RSHS Bandung seharusnya memiliki sistem pengawasan yang baik serta bertanggung jawab untuk segala aktivitas tenaga medis di dalamnya.
"Ini sangat mengganggu masyarakat. Saat keluarga berharap pada dokter untuk menyembuhkan, justru malah menambah beban psikologis. Harus ada regulasi yang diperkuat dari sisi kesehatan, rumah sakit, hingga pendidikan dokter," lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut juga, Arzeti mendesak pemerintah agar segera memperketat proses seleksi dan pengawasan terhadap dokter spesialis, termasuk tes kejiwaan dan etika profesi.
"Kita berharap ada efek jera. Tes-tes dan proses seleksi harus diperketat lagi sebelum mereka menjalani profesi spesialis yang sangat sensitif ini," tutupnya.
Artikel Terkait
Dunia Kedokteran Kembali Tercoreng, Oknum Dokter di Garut Lecehkan Pasien yang Sedang USG
Korban Mulai Speak Up, Dokter Kandungan di Garut Bukan Cuma Lecehkan Pasien Tapi Juga Minta Hal Ini
Bikin Geram! Dokter Kandungan di Garut Sudah Lecehkan Banyak Korban Hingga Ancam Batalkan Operasi
DPR Buka Suara Terkait Viralnya Dokter Kandungan yang Lecehkan Pasiennya
Kasus Pelecehan Dokter Kandungan di Garut Sudah Dilaporkan, Namun polisi Malah Diam Tak Ada Tindak Lanjut