BINGKAINASIONAL.COM – Hujan yang terus mengguyur berbagai wilayah di Indonesia tak hanya menimbulkan potensi banjir dan genangan air, tetapi juga berpengaruh terhadap meningkatnya populasi nyamuk pembawa virus chikungunya.
Para ahli kesehatan dan pemerintah mengingatkan agar masyarakat lebih waspada terhadap ancaman penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kementerian Kesehatan mencatat adanya kecenderungan peningkatan kasus chikungunya seiring bertambahnya curah hujan.
Lingkungan yang lembap dan banyaknya genangan menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk penyebab penyakit ini.
“Saat musim hujan, nyamuk sangat cepat berkembang. Cukup dengan air di tutup botol, jentik bisa tumbuh dalam jumlah besar,” kata dr. Nur Hidayat, seorang epidemiolog dari Universitas Indonesia.
Chikungunya merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam mendadak, nyeri hebat pada persendian, sakit kepala, ruam, serta rasa lelah yang intens. Walaupun jarang berakibat fatal, penyakit ini bisa menyebabkan keluhan berlarut-larut yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pihak Rumah Sakit Pertamina Pusat melaporkan adanya peningkatan pasien dengan gejala mirip chikungunya sejak awal tahun. “Tren ini muncul setiap musim hujan. Ketika curah hujan meningkat, kasus yang berhubungan dengan nyamuk biasanya turut naik,” ujar dr. Rina Marlina dari RSPP.
Baca Juga: Cegah Cacat Lahir Sejak Dini: Panduan Penting bagi Ibu Hamil
Untuk meminimalkan risiko penularan, pemerintah kembali menggalakkan program 3M: menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Penggunaan lotion antinyamuk serta fogging juga dianjurkan, terutama saat pagi dan sore hari.
Di sejumlah daerah, kegiatan kerja bakti dan pemberantasan sarang nyamuk mulai digencarkan kembali sebagai langkah pencegahan.
“Pengendalian nyamuk bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Warga juga harus aktif menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan bebas dari tempat berkembangnya nyamuk,” tegas dr. Lia Hartanti, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Artikel Terkait
Weekend Tanpa Acara: Gaya Hidup Pelan yang Jadi Pilihan Banyak Anak Muda
Jangan Anggap Sepele Ketika Anak Rewel dan Lemas, Bisa Jadi Tanda Dehidrasi Berbahaya!
Cegah Cacat Lahir Sejak Dini: Panduan Penting bagi Ibu Hamil
Heboh Kasus Dokter Kandungan di Garut Hingga Pemerkosaan di RSHS, Begini Cara Mudah Terhindar Pelecehan Seksual
Cacing Gelang Hidup Dalam Perut Anak di Jember, Begini Cara Mengantisipasinya!