Musim Hujan Dorong Lonjakan Nyamuk Chikungunya, Masyarakat Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan

photo author
- Jumat, 18 April 2025 | 19:34 WIB
Nyamuk Pembawa Virus Chikungunya (Pixabay)
Nyamuk Pembawa Virus Chikungunya (Pixabay)

BINGKAINASIONAL.COMHujan yang terus mengguyur berbagai wilayah di Indonesia tak hanya menimbulkan potensi banjir dan genangan air, tetapi juga berpengaruh terhadap meningkatnya populasi nyamuk pembawa virus chikungunya.

Para ahli kesehatan dan pemerintah mengingatkan agar masyarakat lebih waspada terhadap ancaman penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Baca Juga: Perdebatan Panas, Deddy Corbuzier vs Pengacara Eks Pemain Sirkus Taman Safari soal Bukti Skandal Kekerasan

Kementerian Kesehatan mencatat adanya kecenderungan peningkatan kasus chikungunya seiring bertambahnya curah hujan.

Lingkungan yang lembap dan banyaknya genangan menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk penyebab penyakit ini.

“Saat musim hujan, nyamuk sangat cepat berkembang. Cukup dengan air di tutup botol, jentik bisa tumbuh dalam jumlah besar,” kata dr. Nur Hidayat, seorang epidemiolog dari Universitas Indonesia.

Baca Juga: Heboh Kasus Dokter Kandungan di Garut Hingga Pemerkosaan di RSHS, Begini Cara Mudah Terhindar Pelecehan Seksual

Chikungunya merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam mendadak, nyeri hebat pada persendian, sakit kepala, ruam, serta rasa lelah yang intens. Walaupun jarang berakibat fatal, penyakit ini bisa menyebabkan keluhan berlarut-larut yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Pihak Rumah Sakit Pertamina Pusat melaporkan adanya peningkatan pasien dengan gejala mirip chikungunya sejak awal tahun. “Tren ini muncul setiap musim hujan. Ketika curah hujan meningkat, kasus yang berhubungan dengan nyamuk biasanya turut naik,” ujar dr. Rina Marlina dari RSPP.

Baca Juga: Cegah Cacat Lahir Sejak Dini: Panduan Penting bagi Ibu Hamil

Untuk meminimalkan risiko penularan, pemerintah kembali menggalakkan program 3M: menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Penggunaan lotion antinyamuk serta fogging juga dianjurkan, terutama saat pagi dan sore hari.

Di sejumlah daerah, kegiatan kerja bakti dan pemberantasan sarang nyamuk mulai digencarkan kembali sebagai langkah pencegahan.

“Pengendalian nyamuk bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Warga juga harus aktif menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan bebas dari tempat berkembangnya nyamuk,” tegas dr. Lia Hartanti, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Baca Juga: Heboh Kasus Dokter Kandungan di Garut Hingga Pemerkosaan di RSHS, Begini Cara Mudah Terhindar Pelecehan Seksual

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Mugni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X